Hal itu disampaikan Grace dalam pidato politik berjudul “Beda Kami –PSI– dengan Partai Lain” di Festival 11 di Medan, Sumatra Utara, Senin (11/3/2019) malam.
Menurut Grace, debat antar parpol tak kalah penting dibandingkan debat kandidat calon presiden dan wakil presiden.
Dengan debat antar parpol, maka publik bisa menilai kualitas dari partai yang akan mereka dukung.
"Bagi kami debat ini penting untuk memastikan kualitas DPR mendatang tidak lebih buruk,” kata Grace dikutip dari siaran pers DPP PSI, Selasa (12/3/2019).
Grace menyayangkan proses penyelenggaraan Pemilu 2019 yang masih kurang memberikan ruang eksplorasi bagi publik.
Padahal, kata dia, pemilu merupakan ajang kompetisi politik. Sudah seharusnya, publik mendapatkan kesempatan untuk melihat kontestasi antar partai-partai politik peserta pemilu.
“Ada satu hal yang masih kurang dari proses Pemilu kali ini. Publik kehilangan kesempatan untuk melihat kontestasi ide di antara 16 partai politik,” kata Grace Dihadapan 2000 kader PSI yang hadir.
Menurut Grace, publik berhak mengetahui perbedaan visi dan misi partai-partai terkait berbagai isu, seperti pemberantasan korupsi, poligami, dan intoleransi.
“Kita tidak tahu, apa beda visi dan misi partai-partai nasionalis dalam pemberantasan korupsi? Apa posisi mereka dalam isu poligami? Apa yang akan mereka lakukan bila ada penutupan gereja? Apa tindakan mereka menghadapi persekusi terhadap Ahmadiyah, Syiah, serta kelompok-kelompok adat dan penghayat? Rakyat berhak mendengar,” ujar Grace.
https://nasional.kompas.com/read/2019/03/12/09305941/partai-partai-seharusnya-juga-diberi-kesempatan-debat-untuk-adu-gagasan