Acara dilangsungkan di pelataran Pondok Pesantren Al-Azhar Citangkolo, Kota Banjar, Jawa Barat.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar NU Helmy Faishal Zaini mengatakan, dalam Munas dan Konbes kali ini, PBNU ingin kembali meneguhkan Islam Nusantara di masyarakat Indonesia.
“Kita ingin meluruskan konteks beragama dan bernegara bahwa kita adalah orang Indonesia yang beragama Islam. Artinya orang Islam yang berbudaya nusantara. Bukan orang Islam Indonesia yang berbudaya Arab,” ujar Helmy ketika ditemui di lokasi acara.
Peneguhan Islam Nusantara yang tetap berpijak dari syariat dinilai sangat penting dikemukakan kembali di ruang-ruang publik.
PBNU menilai, saat ini terjadi fenomena di kalangan umat Islam, yakni politisasi Islam dengan menggunakan simbol-simbol Arab.
“Kemudian itu melahirkan suatu pemikiran yang menyebabkan pertentangan antara Islam dengan budaya Indonesia sendiri. Misalnya, tradisi tahlilan dianggap bidah,” ujar Helmy.
“Nah Islam Nusantara ini adalah mengenai bagaimana kita umat Islam meletakkan Islam dengan nasionalisme itu secara harmoni. Tidak dihadap-hadapkan atau dipertentangkan,” lanjut dia.
Apalagi, menurut PBNU, Islam Nusantara yang mengusung prinsip wasathiyah alias moderasi menjadi model Islam yang baik di dunia.
Hadir dalam Munas dan Konbes NU kali ini, Ketua Umum PBNU Said Agil Siradj beserta seluruh jajaran pengurus sekaligus pengurus PBNU tingkat cabang (kabupaten/ kota).
Rencananya, Presiden Joko Widodo akan membuka Munas dan Konbes NU tersebut pada Rabu siang.
https://nasional.kompas.com/read/2019/02/27/12274591/lewat-munas-dan-konbes-alim-ulama-pbnu-ingin-teguhkan-islam-nusantara