Salin Artikel

Perayaan Imlek bagi Muslim Tionghoa di Indonesia...

Tradisi itu mulai dari sembahyang di toapekong yang dilaksanakan seminggu sebelum Imlek dengan mengadakan sembahyang untuk mengantar kenaikan dewa ke surga, kemudian dilanjut dengan sembahyang leluhur.

Sembahyang leluhur biasanya dilakukan pada satu hari menjelang peringatan Imlek. Tujuannya adalah untuk memberi tahu pada arwah leluhur bahwa esok adalah hari Imlek dan mereka diundang hadir untuk merayakan bersama anak-cucu yang masih hidup di dunia.

Tak hanya ritual itu saja, acara bersih-bersih rumah sebagai simbol kesucian diri juga dilakukan sebelum mendekati Imlek.

Namun, masyarakat Tionghoa yang tersebar di berbagai belahan dunia tak hanya menganut kepercayaan Konghucu atau Buddha saja.

Mereka ada yang telah pindah keyakinan, kemudian menganut Kristen, Katolik, juga Islam. Maka tak jarang tradisi-tradisi yang kaitannya dengan sembahyang tak dilakukan lagi ketika Imlek.

Salah seorang keturunan Tionghoa Muslim, Risky Nur Prattama, mengatakan bahwa tradisi yang dilakukan keluarganya hanya sebatas kumpul-kumpul dan makan bareng.

"Dulu ketika masih kecil, ketika Imlek biasanya kumpul bersama keluarga besar dan berbagi angpau. Namun tak melakukan penghidupan dupa dan melakukan tradisi lain. Intinya cuma kumpul," ujar Riski kepada Kompas.com, Senin (4/2/2019).

Seiring berjalannya waktu, tradisi itu mulai tak lagi dilakukan. Bahkan, momen kumpul-kumpul saat Imlek jarang dilakukan lagi. Rumahnya sebagai tempat tinggal juga tak serta merta dihias dengan ornamen merah.

"Sekarang hal itu sudah tak dilakukan lagi, mungkin karena sudah terlalu jauh jalur keturunannya juga ya," kata Riski.

Keturunan etnis Tionghoa lain, Tasya, juga mengatakan hal yang serupa. Dia mengungkapkan, momen Imlek identik dengan kumpul-kumpul keluarga dan makan bersama.

"Kalau keluarga saya ada beraneka macam, ada Kristen, Katolik dan Muslim juga. Mereka berkumpul bersama ketika Imlek dan berbagi angpau," ujar Tasya.

Bagi Tasya, sebagai Muslim momen kumpul keluarga seperti halnya dilakukan ketika momen Lebaran. Kebiasaan makan bersama, berbagi cerita, dan juga menerima angpau dilakukan saat Imlek.

"Paling ditunggu-tunggu ya masalah angpau dan makan kue keranjang. Karena angpau hanya diberikan ketika momen Imlek saja," ucap Tasya

Menurut Tasya, keluarganya yang Muslim hanya sebatas kumpul keluarga dan berbincang bersama sambil menikmati hidangan ketika Imlek. Namun, bagi yang menganut Konghucu, biasanya melakukan ritual khusus terlebih dahulu.

Rasakan diskriminasi

Keberadaan masyarakat Tionghoa sudah ada di Indonesia sejak ratusan tahun lalu. Awalnya, mereka berdagang dengan beberapa penduduk di Nusantara atau bekerja untuk orang lain.

Hingga kemudian, juga terjadi pernikahan antara pedagang China dengan masyarakat Nusantara. Seiring berjalannya waktu, mereka mulai bisa diterima dengan baik di Indonesia.

Namun pasca-pecahnya peristiwa Gerakan 30 September 1965, semua mulai berubah. Saat itu, aktivitas masyarakat Tionghoa mulai dibatasi. Mereka tidak bisa berkiprah dalam bidang politik, dan bermacam diskriminasi lain. Ada kemungkinan ini disebabkan ajaran komunisme yang masih diterapkan di China.

Akibat diskriminasi ini, masyarakat Tionghoa Muslim pun ikut terkena imbas. termasuk keluarga Tasya.

"Bapak saya dulu era 1980-an harus memperbarui akta kelahiran dan KTP tiap tahun sekali," ujar Tasya.

Namun memasuki era reformasi, aktivitas masyarakat Tionghoa lebih bebas dan tak mendapat tekanan dari pemerintah. Aktivitas terkait keagamaan, ritual dan tradisi mulai dilestarikan. Bahkan Imlek juga dilakukan secara terbuka di Indonesia.

Perayaan Imlek secara terbuka ini merupakan hasil kebijakan Presiden Abdurrahman Wahid yang mencabut instruksi presiden pada era Soeharto, yang melarangnya.

Pada era Presiden Megawati Soekarnoputri, Imlek bahkan ditetapkan sebagai hari libur nasional.

https://nasional.kompas.com/read/2019/02/05/15310011/perayaan-imlek-bagi-muslim-tionghoa-di-indonesia-

Terkini Lainnya

Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Nasional
Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Nasional
Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke