Salin Artikel

Pascadugaan Penganiayaan Pegawainya, KPK Evaluasi Mekanisme Pengamanan Internal

Kedua pegawai KPK itu diduga dianiaya oleh sejumlah orang di Hotel Borobudur, Jakarta.

"Kami melakukan review juga ke dalam ya, karena kejadian waktu itu lebih dari jam 12 malam (Minggu dini hari), berapa orang yang ada di sana saat itu dan juga kondisi atau lokasi yang bisa bersifat kasuistik, jadi perlu di-review satu per satu, proses itu dilakukan di dalam," kata Febri di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin (4/2/2019).

Di sisi lain, kata Febri, rencana pembentukan unit khusus di bidang pengamanan terus berproses. Saat ini, KPK menyusun rencana kerja pengamanan lebih rinci.

"Terkait mitigasi risiko pengamanan termasuk penguatan kelembagaan, artinya bisa saja berbentuk biro, atau berbentuk unit," kata dia.

Menurut Febri, mekanisme pengamanan saat ini tak hanya diperkuat untuk pejabat dan pegawai, melainkan juga untuk pengamanan data, informasi hingga aset KPK.

"Ada concern lebih yang harus diperhatikan secara internal di KPK untuk penguatan pengamanan, bukan hanya fisik tapi data dan operasional yang lainnya, termasuk aset yang dimiliki KPK," kata dia.

Dalam jangka pendek, KPK berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya terkait penanganan kasus dua pegawainya. Kemudian, KPK fokus pada proses penyembuhan kedua pegawainya yang dirawat di rumah sakit.

"Itu langsung dibicarakan di tim ya, ada beberapa hal cepat yang kami lakukan. Pertama dari aspek koordinasi Polda, aspek kesehatan, dan perkara pokoknya. Semua mitigasi langsung dilakukan, apa yang terjadi kami tangani segera," kata dia.

Febri menjelaskan, sebelum penganiayaan itu terjadi, sedang ada rapat pembahasan hasil review Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terkait RAPBD Papua Tahun Anggaran 2019. Pembahasan dilakukan antara pihak pemerintah provinsi dan DPR Papua di sebuah hotel.

"Setelah dini hari jam 00.00 WIB, hari Minggu tepatnya, ada beberapa orang yang mendekati tim KPK dan kemudian membawa pegawai KPK ini ke satu tempat di hotel tersebut, bertanya beberapa hal," kata Febri.

Akan tetapi, Febri tak berkomentar lebih jauh keterkaitan rapat itu dengan dugaan penganiayaan yang dialami dua pegawai KPK.

Kedua pegawai KPK tersebut menyampaikan ke mereka bahwa keduanya ditugaskan secara resmi oleh pimpinan KPK. Namun, kata Febri, penganiayaan dan pemukulan tetap dilakukan terhadap keduanya.

"Ada pengeroyokan gitu ya, karena ada cukup banyak orang waktu itu yang melakukan penyerangan dan penganiayaan terhadap pegawai KPK yang menjalankan tugasnya," ujar Febri.


Atas peristiwa tersebut, KPK menjemput kedua pegawainya ke Polda Metro Jaya. Pelaporan dugaan penganiayaan dilakukan pada Minggu, sekitar pukul 15.30 sore.

"Dan setelah melaporkan itu disampaikan akan ditangani oleh pihak Jatanras Krimum Polda Metro Jaya," kata Febri.

Kedua pegawai tersebut juga sedang dirawat di rumah sakit. Mereka juga sudah menjalani visum.

"Tim sedang dirawat dan segera akan dilakukan operasi. Karena ada retak pada hidung dan luka sobekan pada wajah," ujarnya.

Febri mengingatkan, penyerangan terhadap pegawai KPK yang sedang bertugas tak dapat dibenarkan dengan alasan apapun.

"Apalagi kalau kita baca dari beberapa pernyataan yang disampaikan pejabat di Papua itu dikatakan hanya karena persoalan mengambil foto ya, tapi atas alasan apapun juga sebenarnya tidak diperbolehkan seseorang melakukan tindakan main hakim sendiri," tegasnya.

Dalam pelaporan ke polisi, KPK juga sudah menyampaikan informasi terduga pelaku ke Polda Metro Jaya. Salah satunya berupa informasi visual.

"Ya bisa berupa foto, atau bentuk lain. Kurang tepat secara rinci saya sampaikan di sini karena itu bisa menjadi bagian dari proses investigasi yang dilakuka oleh pihak Polri," kata dia.

KPK juga akan menunggu terlebih dulu hasil investigasi dari kepolisian. Ia berharap terduga pelaku bisa segera dijerat.

"Kita tunggu bersama hasil investigasi dari Polri, karena lokasinya sebenarnya tidak tersembunyi ya, ada di sebuah hotel, saksi lain banyak dan bukti lain kami pandang tim dari Polri bisa lebih cepat menemukan pelaku itu," ujarnya.

https://nasional.kompas.com/read/2019/02/04/15085451/pascadugaan-penganiayaan-pegawainya-kpk-evaluasi-mekanisme-pengamanan

Terkini Lainnya

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke