Fenomena ini disebut sebagai split-ticket voting, yaitu pilihan elite partai yang tidak sejalan dengan keinginan basis massa mereka.
Peneliti Senior Indikator Politik Indonesia Rizka Halida menyebutkan, dari survei lembaganya, sebanyak 42,1 pemilih Partai Berkarya akan memilih pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Sementara itu, 40,5 persen pemilih Partai Demokrat memilih paslon nomor urut 01.
"Pada kelompok partai koalisi pendukung Prabowo-Sandi, Demokrat dan Berkarya paling banyak terbelah mendukung petahana, sekitar 40-42 persen," ujar Rizka di Kantor Indikator, Jakarta Pusat, Rabu (23/1/2019).
Pemilih Partai Gerindra menjadi yang paling solid memilih Prabowo-Sandi dengan persentase sebesar 81,5 persen. Sebesar 14,1 persen pemilih Gerindra memilih Jokowi-Maruf, dan sisanya tidak menjawab atau tidak tahu.
Survei Indikator dilakukan pada 16-26 Desember 2018 dengan melibatkan 1.220 responden yang dipilih secara random (multistage random sampling).
Metode survei yang digunakan yaitu dengan wawancara tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.
Margin of error survei ini plus minus 2,9 persen pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen (dengan asumsi simple random sampling).
https://nasional.kompas.com/read/2019/01/23/16533971/survei-indikator-basis-massa-partai-berkarya-dan-demokrat-tak-solid-pilih