Jokowi dinilai keluar dari citra dirinya selama ini, menjadi sosok yang lebih percaya diri.
"Kita lihat Pak Jokowi is different Jokowi dibandingkan 2014. Yang ini bukan cuma percaya diri, intonasi emosinya juga keluar, nyinyirnya dapet," kata Hendri dalam diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (19/1/2019).
Sikap yang ditunjukan Jokowi, dinilainya, berbanding terbalik dengan sikap sopan yang diperlihatkan oleh Prabowo selama debat.
Hendri menilai, ada hal-hal yang sebenarnya bisa dimanfaatkan Prabowo untuk menyerang balik kubu Jokowi, tetapi tidak dilakukan.
Prabowo terlihat menahan diri untuk tidak membalas serangan Jokowi. Oleh karenanya, Jokowi dinilai berhasil mengungguli Prabowo.
"Pak Prabowo betul-betul menahan diri untuk tak menyerang Pak Jokowi," ujar Hendri.
Namun demikian, unggulnya Jokowi berbanding terbalik dengan cawapresnya, Ma'ruf Amin. Dibandingkan dengan Sandiaga Uno, penampilan Ma'ruf Amin dianggap tidak lebih baik.
Menurut Hendri, hal ini dikarenakan Ma'ruf tak banyak diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan.
Padahal, dibandingkan Jokowi, Ma'ruf dianggap lebih runut dalam menyampaikan jawaban.
"Nampaknya Kiai Ma'ruf hanya diberi slot untuk mengambil bola undian untuk bisa menjawab (tema) terorisme. Begitu ada moderator maju, pasti yang ngambil (bola undian) Kiai Ma'ruf," katanya.
Meski dinilai lebih percaya diri, Hendri mengatakan, Jokowi harus mampu mengurangi "nyinyir"-nya.
Sebab, pada 2014 ia mampu memenangkan pilpres lantaran dikenal sebagai sosok yang sederhana, bukan seorang yang nyinyir.
"Pak Jokowi harus dikurangi nyinyirnya. Karena Anda dipilih 2014 sebagai presiden bukan karena nyinyir, Anda lebih sederhana tapi lebih karena blusukan dan lebih mengerti rakyat," tandasnya.
https://nasional.kompas.com/read/2019/01/19/13051681/pengamat-debat-pertama-jokowi-is-different-jokowi