Salin Artikel

Soal Durian hingga HIV Tersebar karena Terompet, Ini 3 Hoaks Kesehatan pada 2018

Adanya berbagai hoaks di bidang kesehatan ini membuat banyak orang berspekulasi bahwa makanan yang mereka konsumsi mengandung zat yang merugikan bagi kesehatan tubuh mereka.

Berikut tiga hoaks mengenai kesehatan yang dirangkum Kompas.com sepanjang 2018.

1. Hoaks durian

Durian merupakan salah satu buah yang sempat diberitakan mengandung kolesterol yang bisa menyebabkan seseorang terjangkit penyakit stroke.

Karena beberapa anggapan mengenai durian mengandung kolesterol ini beredar di banyak media, membuat masyarakat lebih berhati-hati ketika ingin mengonsumsi buah ini.

Sementara, pihak Kompas.com telah mencoba menelusuri mengenai kebenaran akan kandungan kolesterol dalam buah ini.

Spesialis gizi dari Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta, dr Diana Suganda SpGK mengungkapkan bahwa kandungan gizi dalam 100 gram daging durian adalah energi sebesar 147 kalori, 5,33 gram lemak, 1,47 gram protein, 27 gram kanrohidrat, dan kolesterol 0 miligram.

"Jadi tidak benar, buah-buahan tidak mengandung kolesterol," ujar dr Diana saat dihubungi Kompas.com pada 15 Mei 2018.

Meskipun durian terbukti tidak terdapat kolesterol, konsumsi durian juga harus dibatasi karena menagndung kalori dalam jumlah tinggi.

2. Hoaks mata merah

Bermain ponsel memang menyenangkan, apalagi saat bermain game atau sekedar melihat-lihat barang di toko online. Aktivitas ini sering membuat kita lupa akan waktu.

Menilik perilaku masyarakat yang gemar menatap ponsel ini, muncul pemberitaan tidak benar mengenai pembuluh pecah akibat terlalu sering menatap ponsel.

Pemberitaan ini tersebar melalui aplikasi pesan WhatsApp yang menampilkan pesan dan sebuah foto orang alami kemerahan pada kedua matanya.

Kabar serupa juga dikabarkan dari Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Dr Mintohardjo.

Adapun bunyi pesannya sebagai berikut:

"Umur 15 th pembuluh matanya pecah, karena kebanyakan main HP/tablet. lebih lebih main HP sambil tiduran. mari sayangi mata kita.... cegah main HP terlalu lama."

Kompas.com mencoba mengonfirmasi kebenaran pemberitaan ini. Dokter Spesialis Mata, dr Ferdiriza Hamzah, SpM membantah infomasi itu.

Penjelasan mengenai hal ini disampaikan dr Ferdiriza melalui twitnya @ferdirizahamzah.

"Mega super duper gigantic humongous HOAX," tulis dr Ferdiriza dalam twitnya pada Senin (9 Juli 2018).

Ia menjelaskan bahwa selaput mata memerah disebut sebagai subconjunctival bleeding dan tidak berbahaya sama sekali, karena setelah dua minggu darahnya akan terserap kembali.

Menurut dr Ferdiriza, kondisi ini terjadi karena beberapa hal, di antaranya menggosok mata dengan sangat kencang, ada kelainan darah, mengonsumsi pengencer darah, bisa pula disebabkan bersin atau batuk yang terlalu kencang.

"Faktor-faktor itulah yang menyebabkan pembuluh darah yang ada di balik selaput mata pecah dan mata menjadi merah," ujar dr Ferdiriza.

3. Hoaks pesan HIV tersebar melalui tiup terompet

Menjelang akhir tahun 2018, muncul sejumlah pemberitaan mengenai terompet tahun baru yang menjadi potensi penyebaran virus HIV atau human immunodeficiency virus.

Penyebaran HIV yang menjadi penyebab penyakit acquired immune deficiency syndrome (AIDS) ini disebut beredar melalui tiup terompet karena air liur yang menyebar dari pembuat terompet hingga pengguna.

Informasi ini beredar di aplikasi pesan WhatsApp pada Jumat (14/12/2018) dan mengatasnamakan dr Boyke Dian Nugraha yang merupakan pakar terkait penyakit seksual.

Selain itu, muncul kekhawatiran dugaan penyakit lainnya, seperti kanker mulut, kanker lidah, kanker darah, dan hepatitis.

Pesan tersebut juga meminta kepada penerima untuk menyebarkan pesan.

Dokter dan Seksolog Indonesia, dr Boyke Dian Nugraha SpOG MARS menegaskan bahwa pesan itu termasuk hoaks.

"Pesan itu hoaks, sudah tersebar setiap kali mau tahun baru, sejak lima tahun lalu," ujar dr Boyke saat dihubungi Kompas.com pada Jumat (14/12/2018).

Sementara, Kompas.com juga menelusuri kebenaran mengenai penularan HIV/AIDS yang diduga terjadi melalui air liur yang terdapat pada ujung terompet.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Universitas Indonesia (UI), Dr dr Evy Yunihastuti, SpPD, KAI mengungkapkan bahwa air liur yang disebutkan dalam pesan itu tidak bisa menularkan penyakit HIV/AIDS.

"Air liur dari terompet tidak bisa menularkan virus HIV, kecuali ada darah yang terlihat dalam air liur," ujar dr Evy saat dihubungi Kompas.com pada Jumat (14/12/2018).

Menurut dr Evy, penularan HIV bisa melalui air mani, cairan vagina, dan darah.

Sementara, untuk cairan-cairan yang ada di luar tubuh seperti keringat dan air liur itu tidak bisa menularkan HIV kecuali ada darah yang kasat mata.

"Antisipasi cairan yang menempel saja, seperti darah. jadi jangan sembarangan memperlakukan darah dan juga banyak penyakit-penyakit yang bisa menular lewat darah, seperti hepatitis," ujar dr Evy.

"Dan juga jangan sembarangan pegang luka orang, jadi kalau ada terompet yang ada darahnya ya jangan dibeli," kata dia.

https://nasional.kompas.com/read/2018/12/26/09331631/soal-durian-hingga-hiv-tersebar-karena-terompet-ini-3-hoaks-kesehatan-pada

Terkini Lainnya

Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Nasional
Aktivis Barikade 98 Ajukan 'Amicus Curiae', Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Aktivis Barikade 98 Ajukan "Amicus Curiae", Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Nasional
Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Nasional
KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Nasional
Apa Gunanya 'Perang Amicus Curiae' di MK?

Apa Gunanya "Perang Amicus Curiae" di MK?

Nasional
Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Nasional
Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Nasional
Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan 'Cawe-cawe' Pj Kepala Daerah

Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan "Cawe-cawe" Pj Kepala Daerah

Nasional
Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Nasional
Yusril Harap 'Amicus Curiae' Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Yusril Harap "Amicus Curiae" Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Nasional
Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Nasional
IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

Nasional
Yusril Sebut 'Amicus Curiae' Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Yusril Sebut "Amicus Curiae" Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Nasional
ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke