Sebab, bencana itu sempat dua kali disinggung dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-33 ASEAN di Singapura.
"Terus terang saya sampaikan saya malu. Di dalam KTT ASEAN ini disinggung dua kali. Kita sebagai bangsa besar malu. Singapura menyampaikan, Malaysia menyampaikan. Kalau kita tidak bisa menyelesaikan, malu sebagai bangsa besar," kata Jokowi usai menerima gelar adat di Balai Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau, Kota Pekanbaru, Sabtu (15/12/2018).
Jokowi menerima gelar adat Melayu Datuk Seri Setia Amanah Negara yang diberikan oleh LAM Riau.
Salah satu alasan pemberian gelar itu adalah karena Jokowi dinilai berhasil menanggulangi kebakaran hutan di sana.
Jokowi mengatakan, kebakaran hutan yang terjadi setiap tahunnya memang sulit diselesaikan karena permasalahan yang cukup kompleks. Sebab, bermacam-macam kepentingan ada di situ.
Namun, Jokowi menegaskan komitmennya untuk menanggulangi kebakaran hutan, termasuk di Riau.
Salah satunya dengan mengancam mencopot pihak berwenang setempat bila kebakaran hutan di sana masih belum bisa dipadamkan.
"Ini perlu saya buka, saya sudah janjian dengan Panglima TNI, Kapolri, Pangdam, Kapolda, Danrem, Kapolres, dan Dandim. Janjiannya sebenarnya singkat, kalau masih ada asap di Riau yang saya ganti, yang saya copot, jelas siapa," kata dia.
Selain itu, Jokowi juga turut mengapresiasi andil masyarakat untuk ikut melakukan penanganan kebakaran hutan dan lahan.
"Ini berkat kerja sama masyarakat, lembaga adat, LSM," ujarnya.
https://nasional.kompas.com/read/2018/12/15/13475791/jokowi-mengaku-malu-saat-bencana-asap-disinggung-dua-kali-di-ktt-asean