Ketua Umum FKPPI Pontjo Sutoyo mengatakan, dalam pertemuan itu, FKPPI mengundang Presiden Jokowi untuk menghadiri jambore bela negara yang rencananya digelar pada 9-11 Desember 2018 di Bumi Perkemahan Cibubur.
"Kehadiran Presiden dengan waktunya yang sangat sibuk sangat besar artinya untuk menambah semangat, khususnya bagi peserta yang berasal dari penjuru daerah di Indonesia," ujar Pontjo, seusai bertemu Presiden.
Presiden Jokowi, kata Pontjo, berupaya untuk meluangkan waktu untuk menghadiri acara yang rencananya dihadiri 1.300 peserta tersebut.
Sesuai dengan tajuknya, yakni bela negara, jambore itu sendiri dilaksanakan untuk merespons tantangan bangsa, salah satunya mengenai surutnya nasionalisme. Terutama di kalangan anak muda.
"Menurut catatan, salah satunya yang diberikan Lemhanas, semangat bela negara kita mengalami penurunan. Seharusnya bela negara itu menjadi sikap dasar kita," ujar Pontjo.
"Jadi, jambore ini adalah upaya FKPPI mengingatkan kepada peserta bahwa masalah bela negara itu tidak cukup dengan pengetahuan belaka. Harus menjadi sikap dasar, mental dan karakter dari setiap warga negara. Oleh sebab itu, tidak cukup regulasi, harus diorganisasi," lanjut dia.
Selain itu, ada pula fenomena yang turut menjadi sorotan, yakni merebaknya fitnah, hoaks, ujaran kebencian dan sejenisnya. Apalagi di tahun politik saat ini.
Dalam pertemuan sekitar 30 menit itu, Presiden Jokowi tampak dihadiri oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Adapun dari FKPPI, selain Pontjo, hadir pula strukturnya antara lain Bambang Soesatyo yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPR RI dan Prasetyo Edi Marsudi yang saat ini masih menjabat sebagai Ketua DPRD DKI Jakarta.
https://nasional.kompas.com/read/2018/12/05/16100401/bertemu-di-istana-fkppi-undang-jokowi-hadiri-jambore-bela-negara