Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, dukungan dari Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra saja memberikan energi positif bagi Jokowi-Ma'ruf.
Apalagi, dukungan dari PBB secara kepartaian.
"Itu merupakan bagian dari energi positif dari Pak Yusril Ihza Mahendra. Sudah diterima itu," ujar Hasto saat dijumpai di Kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Sabtu (1/12/2018).
Ia mengungkapkan, secara historis, sosok Yusril memang dekat dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
"Pak Yusril menjadi saksi ketika Ibu Megawati sangat keras menolak perang Irak. Pak Yusril waktu itu menjadi Menlu, mengutuk itu. Kemudian Pak Yusril juga bisa memberikan testimoni Ibu Megawati sangat kokoh dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina," ujar Hasto.
Dengan latar belakang demikian, lanjut Hasto, wajar jika Yusril akhirnya melabuhkan pilihan politiknya ke Jokowi, bukan ke pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Karena memang Pak Prabowo dari isu, secara tidak langsung memberikan dukungan terhadap pemindahan Kedubes Israel ke Yerusalem," ujar Hasto.
Diberitakan, Presiden Jokowi dan Yusril Ihza Mahendra, Jumat (30/11/2018) siang, bertemu di Istana Presiden Bogor.
Seusai pertemuan, Yusril mengatakan, partainya akan menentukan sikap politik di Pemilu 2019 pada Januari 2019 yang akan datang. Ia meyakini, internal partainya akan seiring sejalan dengan pilihan politiknya.
"Untuk internal di PBB tentu ada dinamika, ada pro kontra. Biasalah. Karena itu, kami akan ada rapat koordinasi nasional bulan Januari. Jadi kan sudah panjang waktunya. Mungkin yang marah-marah itu nanti sudah agak tenang, yang ngomel-ngomel sudah mulai mengerti," kata Yusril.
"Jadi, Insya Allah (mendukung Jokowi-Ma'ruf). Kan sudah sama," lanjut dia.
https://nasional.kompas.com/read/2018/12/01/19273301/pdi-p-nilai-wajar-jika-pbb-dukung-jokowi-bukan-prabowo