Bantuan itu diberikan secara simbolis oleh Kepala Perwakilan Unicef Indonesia Debora Comini kepada Koordinator Tim Penanganan Bencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Didik Suhardi.
Mendikbud Muhadjir Effendy mengapresiasi bantuan yang disebut dikirim bertahap itu. Ia menyebut, bantuan itu membuka kembali peluang anak-anak menjalani kehidupan yang normal.
"Seluruh anak Indonesia tanpa terkecuali harus mendapatkan hak atas pelayanan pendidikan, termasuk mereka yang terdampak bencana. Proses pembelajaran yang kini terjadi sekaligus bisa menjadi terapi bagi anak-anak korban serta membantu keluarga mereka untuk bangkit kembali," ujar Muhadjir sebagaimana dikutip siaran pers resmi, Rabu (17/10/2018).
Bantuan Unicef ini diketahui berupa, 450 tenda sekolah darurat, 300 kotak peralatan sekolah serta permainan, 50 unit perlengkapan pendidikan anak usia dini dan 363 paket kembali sekolah.
Muhadjir memastikan, begitu seluruh bantuan tiba di Palu, pihaknya akan menyebarkan ke sejumlah titik. Ia mengatakan, tenda sekolah darurat bantuan Unicef telah memenuhi standard mutu sehingga sangat layak untuk kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan data Sekretariat Satuan Pendidikan Aman Bencana per 16 Oktober 2018, ada 1.185 sekolah, 177.166 peserta didik serta 12.410 guru di Kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi dan Parigi Moutong yang terdampak langsung bencana. Dari jumlah itu, sebagian besar sekolah tutup karena bangunannya ambruk.
Sejauh ini, Kemendikbud baru mendirikan 21 tenda darurat dan menyediakan 910 ruang kelas darurat untuk anak-anak korban bencana.
Kepala Perwakilan Unicef Indonesia Debora Comini berharap bantuan itu berguna bagi pemulihan kondisi anak-anak.
"Kita tahu bahwa pendidikan adalah pemulihan penting dalam situasi darurat seperti ini, saat anak-anak bersekolah dapat dirawat, dipastikan keberadaannya dan dilindungi dari hal-hal yang tidak diinginkan," ujar Debora.
https://nasional.kompas.com/read/2018/10/17/17454381/unicef-kirim-ratusan-tenda-darurat-dan-paket-sekolah-untuk-anak-anak-korban