Salin Artikel

Kronologi Drama Kebohongan Ratna Sarumpaet

Berikut fakta seputar kebohongan Ratna Sarumpaet yang dirangkum Kompas.com:

1. Tersebar lewat medsos

Kabar penganiayaan Ratna Sarumpaet pertama kali tersebar lewat media sosial.

Akun Facebook bernama Swary Utami Dewi mengunggah tangkapan layar WhatsApp pada Selasa (2/10/2018) sekitar pukul 09.00 pagi. Dalam foto itu, muka Ratna tampak bengkak. Matanya tidak bisa membuka lebar. Pada dahinya terlihat kerutan seperti bekas diperban.

Swary menulis dalam unggahan fotonya: "Apakah karena berbeda maka seseorang berhak dipukuli? Simpatiku buat Ratna Sarumpaet. Katakan tidak untuk segala bentuk kekerasan. #2019tetapwaras."

2. Dibenarkan pendukung Prabowo-Sandi

Kabar penganiayaan Ratna ramai-ramai dibenarkan oleh pendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Ratna sendiri memang salah satu anggota baru Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi.

Konfirmasi langsung pertama disampaikan oleh politisi Partai Gerindra Rachel Maryam pada pukul 10.51 WIB siang. Melalui akun Twitter-nya @cumarachel, ia menyebut bahwa kejadian penganiayaan itu benar adanya. 

Namun, kejadian penganiayaan itu sudah terjadi sejak 21 September lalu.

"Berita tidak keluar karena permintaan bunda @Ratnaspaet pribadi, beliau ketakutan dan trauma. Mohon doa," tulis Rachel.

Belakangan, sejumlah tokoh lain di kubu oposisi seperti Fadli Zon dan Dahnil Anzar Simanjuntak juga membenarkan kabar penganiayaan itu. Bahkan Fadli sudah bertemu langsung dengan Ratna untuk mengonfirmasi terjadinya penganiayaan.

3. Prabowo tuding politis

Setelah kabar penganiayaan tersebut beredar, Prabowo langsung bertemu dengan Ratna. Lokasi pertemuan dirahasiakan sehingga tak bisa diliput oleh media. Baru pada malam harinya, Prabowo menggelar jumpa pers di kediamannya di Kertanegara.

Saat itu, Prabowo yakin ada motif politik di balik penganiayaan yang dialami Ratna. Keyakinan Prabowo tersebut muncul karena tidak ada barang berharga maupun uang Ratna yang hilang pasca-penganiayaan.

Selain itu, kata Prabowo, Ratna sempat mengaku ada kalimat ancaman yang dilontarkan oleh pelaku terkait sikap politiknya.

"Ya ternyata tidak ada barang yang dicuri, tidak ada uang yang hilang, apalagi kalau bukan proses untuk intimidasi. Saya tidak tanya secara detail tapi ada kata-kata ancaman itu," ujar Prabowo.

Selanjutnya: Temuan kejanggalan

Pihak kepolisian bergerak cepat untuk menyelidiki kabar penganiayaan terhadap Ratna. Hasilnya, polisi menemukan sejumlah kejanggalan. Kejanggalan itu diungkap dalam jumpa pers, Rabu (3/10/2018) siang.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Nico Afinta mengatakan, polisi telah mendapatkan bukti yang menunjukkan bahwa Ratna menjalani rawat inap di rumah sakit kecantikan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada 21 September. Ratna masuk sejak pukul 17.00 WIB sore.

Hal ini tidak sinkron dengan cerita Ratna yang mengaku mengalami penganiayaan di Bandara Husein Sastranegara, Bandung, pada 21 September 2018 malam.

"Tim dapatkan info bahwa yang bersangkutan pada tanggal 21 September pukul 17.00 WIB  di Rumah Sakit Bina Estetika, Menteng. Kami sudah bertemu pihak RS dan mengecek. Ada dua keterangan yang diberikan itu berbeda," ujar Nico.

Nico mengatakan, kedatangan Ratna ke klinik kecantikan itu tercatat dalam buku tamu pasien dan terekam kamera CCTV rumah sakit. Kendati demikian, saat itu polisi belum bisa memastikan apakah Ratna berbohong terkait penganiayaan yang dialaminya. Polisi akan terlebih dahulu meminta keterangan Ratna.

5. Pengakuan Ratna

Tak lama setelah polisi memberikan keterangan, Ratna pun langsung menggelar jumpa pers di kediamannya, Rabu sore. Ratna mengakui bahwa ia memang tidak mengalami penganiayaan.

"Jadi tidak ada penganiayaan, itu hanya cerita khayal entah diberikan oleh setan mana ke saya, dan berkembang seperti itu," ujar Ratna.

Wajah Ratna sempat lebam karena operasi sedot lemak yang dijalaninya di RS Bina Estetika.

Tidak ingin anak-anaknya mengetahui penyebab kondisi wajahnya, Ratna akhirnya berbohong bahwa kondisi lebam dan bengkak itu disebabkan penganiayaan oleh beberapa orang. Ratna mengatakan, kebohongan tersebut hanya untuk internal keluarganya saja.

Namun, dia tidak menyangka informasi tersebut diketahui publik hingga foto-foto wajahnya yang lebam tersebar di media sosial.

Ratna pun meminta maaf kepada Prabowo Subianto dan pihak-pihak yang dirugikan atas kebohongannya.

"Melalui forum ini saya sangat memohon maaf kepada Pak Prabowo yang kemarin dengan tulus membela saya, membela kebohongan yang saya buat," kata Ratna.

5. Prabowo minta maaf

Malam harinya, Prabowo-Sandi didampingi tim pemenangannya kembali menggelar jumpa pers untuk menanggapi kebohongan Ratna. Prabowo meminta maaf karena sudah ikut menyebarkan berita Ratna dianiaya yang ternyata hanya bohong belaka.

"Saya atas nama pribadi dan pimpinan tim kami ini, kami minta maaf kepada publik bahwa saya telah ikut menyuarakan sesuatu yang belum diyakini kebenarannya," kata Prabowo.

Prabowo meminta Ratna mundur dari Badan Pemenangan Prabowo-Sandi. Ia juga mempersilahkan kepolisian untuk memproses Ratna secara hukum.

"Saya tidak merasa saya berbuat salah, bahwa saya akui, bahwa saya agak grasah-grusuh. Tapi itu ya sudah, namanya kita baru belajar, tim saya ini baru," ujar Prabowo.

https://nasional.kompas.com/read/2018/10/04/09114291/kronologi-drama-kebohongan-ratna-sarumpaet

Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke