Alissa mengibaratkan posisi Gusdurian seperti berjalan di rel kereta api yang lurus. Artinya, Gusdurian juga harus memiliki kredibilitas dan tidak menjalani politik praktis, apalagi mengkampanyekan Capres dan Cawapres tertentu.
“Saya dan Yenni dalam banyak hal itu sama, cuma stategi kami berbeda, kami bagi bagi tugas. Yenni strategi politik, saya tidak bisa ikut garis politik Gus DuD," kata Alissa.
Dalam kesempatan itu, Alissa menegaskan bahwa dirinya sebagai Pimpinan Gusdurian idak akan mencederai amanat dari para Gusdurian yang selama ini berperan merawat perjuangan di ranah masyarakat dan gerakan masyarakat sipil.
"Tetapi atas nama Gusdurian tidak boleh saya berpolitik, karena garisnya tidak boleh berpolitik praktis, saya nyoblos tapi saya tidak akan kasih tahu siapa yang saya coblos, karena itu sama saja dengan menggandaikan garis perjuangan Gusdurian” tekannya.
"Saya sadar diri untuk tidak menunjukkan pilihan politik saya. Karena ini soal lokomotif yang panjang di seluruh indonesia, kita tidak akan lagi bisa mengkritisi kebijakan publik dan lain lain karena kita tidak memiliki kredibiltas lagi,” lanjutnya dengan tekanan mendalam.
Namun, Alissa tidak akan menghalangi hak politik para Gusdurian. Mereka dipersilakan berpolitik tetapi tidak mengatasnamakan Gusdurian.
https://nasional.kompas.com/read/2018/09/29/08341851/alissa-wahid-sebut-gusdurian-tak-ikut-berpolitik-praktis