Menurut Irma, berbagai masalah pelanggaran HAM itu sampai saat ini belum selesai karena pertimbangan politis.
"Tapi kalau mau tangan besi sebenarnya Pak Jokowi bisa loh menyelesaikan ini secara cepat. Tapi kalau kita selesaikan secara cepat, nanti dibilang ini ada unsur politiknya. Kan serba salah. Jadi tidak segampang itu," kata Irma di Jakarta, Jumat (14/9/2018).
Saat ditanya mengenai unsur politik yang dimaksud, Irma tak menjawab secara gamblang. Ia hanya menyinggung mengenai penculikan mahasiswa di tahun 1998 yang kerap dikaitkan dengan Prabowo Subianto, rival Jokowi yang saat itu menjabat sebagai Komandan Jenderal Korps Pasukan Khusus (Kopassus).
"Nanti setback ke belakang lagi, nanti ribut lagi soal penculikan mahasiswa. Enggak usah lah. Tidak konstruktif," kata Irma.
Menurut Irma, apabila pelanggaran HAM masa lalu dibongkar di tahun politik seperti ini, maka akan menimbulkan suasana tidak kondusif.
Irma mengakui hal ini termasuk juga untuk kasus pelanggaran HAM yang kerap dikaitkan dengan orang dekat Jokowi seperti Menko Polhukam Wiranto dan mantan Ketua Umum PKPI Hendropriyono.
"Ya kan semuanya, saya bilang tadi, kalau dibongkar, enggak kondusif nih, akan terjadi ribut kan. Sekarang yang mau kita tuju adalah pilpres aman damai sejahtera. Setelah itu baru kita masuk penegakan hukumnya," kata Irma.
Irma memastikan, berbagai masalah pelanggaran HAM akan dituntaskan satu per satu Jokowi apabila kembali terpilih untuk periode kedua bersama Ma'ruf Amin. Ini termasuk kasus penyerangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan, yang terjadi di era pemerintahan Jokowi-JK.
"Kalau sekarang jangan lah. Nanti goreng menggoreng kan enggak baik. Mempolitisasi itu kan enggak bagus," tambah politisi Partai Nasdem ini.
https://nasional.kompas.com/read/2018/09/14/17472831/jubir-kalau-mau-tangan-besi-jokowi-bisa-cepat-selesaikan-masalah-ham