Salin Artikel

Gubernur Bali Tegaskan Tolak Reklamasi Tanjung Benoa

"Sudah jelas sesuai dengan visi kami bahwa reklamasi di kawasan Tanjung Benoa tidak dapat dilaksanakan," ujar dia di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Rabu (5/9/2018).

Dia juga menanggapi soal Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2014 yang mengubah status Benoa dari sebelumnya kawasan konservasi menjadi kawasan pemanfaatan. Menurut Koster Perpres itu bukan berarti memerintahkan Pemerintah Provinsi Bali melakukan reklamasi.

"Perpres itu tidak menyuruh reklamasi. Jadi mau ada Perpres, mau tidak, kalau gubernurnya mengatakan tidak ada reklamasi, ya maka tidak dilaksanakan," ujar Koster.

"Perpres itu memberikan ruang saja, kalau mau dilakukan reklamasi, boleh. Tapi bukannya menyuruh. Jadi, mau direklamasi, memanfaatkan ruang yang disediakan atau tidak, itu ya tergantung pengambil kebijakan," lanjut dia.

Diketahui, penolakan Koster terhadap program reklamasi telah diucapkannya semasa masa kampanye Pilkada 2018.

Koster mengatakan, visi dan misinya bersama Wakil Gubernur Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati adalah mengedepankan tata kelola sumber daya alam sebagai hal yang utama. Ia ingin pemerintahannya mewujudkan keseimbangan antara pembangunan fisik dan kondisi alam.

"Kami telah mempelajari secara mendalam bagaimana sejarah alam dan lingkungan di Bali ini. Maka segala sesuatu yang tidak sinkron dengan keseimbangan alam, tidak bisa kami paksakaan dilaksanakan," ujar Koster, beberapa waktu lalu.

Sebelumnya, rencana reklamasi Tanjung Benoa memang mendapatkan penolakan keras dari masyarakat. Mereka mendesak pemerintah mencabut Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2014 yang menjadi dasar reklamasi.

Berbagai unjuk rasa pun dilaksanakan demi mewujudkan pembatalan tersebut.

https://nasional.kompas.com/read/2018/09/05/23080061/gubernur-bali-tegaskan-tolak-reklamasi-tanjung-benoa

Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke