"Situasi tanggap darurat sudah terkendali semua. Jadi kalau sebelumnya ada berita beberapa daerah tidak terjangkau, sekarang sudah dijangkau semua," ujar Idrus saat dijumpai di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Senin (13/8/2018).
Hampir di setiap titik kumpul masyarakat korban gempa sudah didirikan fasilitas dapur umum. Secara berkala, bantuan logistik berupa sembako juga telah didistribusikan ke dapur-dapur umum tersebut agar masyarakat bisa memasak sendiri.
"Kami tinggal mengontrol kebutuhannya apa saja," ujar Idrus.
Seiring itu, personel TNI, Polri serta BNPB terus menyisir daerah perbukitan untuk mencari masyarakat yang khawatir terjadi tsunami hingga akhirnya menetap di sana.
Tim berupaya meyakinkan masyarakat bahwa akan lebih aman dan mudah beraktivitas apabila mereka mengungsi di dekat rumah.
Idrus juga memastikan bahwa pendirian rumah sakit darurat sudah dilaksanakan. Distribusi obat-obatan juga berjalan lancar. Apalagi, TNI mengerahkan kapal laut yang berfungsi sebagai rumah sakit untuk membantu para korban.
Berdasarkan informasi yang masuk ke ponselnya, Idrus mengatakan, jumlah korban meninggal dunia akibat gempa bumi mencapai 436.
Jumlah itu berpotensi bertambah karena masih ada beberapa titik reruntuhan bangunan yang belum disentuh oleh alat berat dan evakuasi.
Korban meninggal dunia tersebar di Kabupaten Lombok Utara 374 orang, Lombok Barat 37 orang, Kota Mataram 9 orang, Lombok Timur 12 orang, Lombok Tengah 2 orang dan Kota Lombok 2 orang.
Sementara itu, korban luka-luka tercatat mencapai 1.353 orang, dengan rincian 783 orang luka berat dan 570 orang luka ringan. Korban luka-luka paling banyak terdapat di Lombok Utara sebanyak 640 orang.
https://nasional.kompas.com/read/2018/08/13/18074031/mensos-klaim-penanganan-selama-tanggap-darurat-gempa-lombok-berjalan-baik