Kedua gempa tersebut dinilai memiliki sumber gempa yang berbeda dengan jarak yang sangat jauh.
"Itu hoaks, jangan percaya. Tidak benar kalau gempa Lombok akan memicu gempa megathrust Selatan Jawa. Video yang banyak beredar merupakan video lama dan tidak ada hubungannya dengan gempa Lombok," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangan resminya, Jumat (3/8/2018).
Dwikorita menerangkan, gempa Lombok merupakan gempa yang mempunyai aktifitas yang berbeda dengan gempa Megathrust.
Gempa Lombok dibangkitkan oleh patahan aktif, adapun gempa Megathrust dibangkitkan oleh aktivitas tumbukan lempeng di zona subduksi.
Menurut Dwikorita, kabar bohong tersebut sengaja dihembuskan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk menciptakan kepanikan di masyarakat.
Hingga saat ini, kata dia, belum ada cara ataupun teknologi untuk memprediksi secara tepat kapan, dimana, dan berapa kekuatan gempa yang akan terjadi.
"Potensi gempa kuat di zona megathrust selatan Jawa Barat-Selat Sunda seperti halnya zona Megathust Mentawai adalah hasil kajian yang siapapun tidak tahu kapan terjadinya," sebut Dwikorita.
Ia mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mempercayai kabar bohong yang banyak beredar lewat media sosial.
BMKG sendiri, tambah dia, terus menginformasikan prakiraan cuaca, maritim, penerbangan, iklim, kualitas udara, gempabumi, dan tsunami selama 24 jam penuh.
https://nasional.kompas.com/read/2018/08/03/11151801/bmkg-kabar-gempa-lombok-picu-gempa-megathrust-hoaks