Hidayat menekankan, pembahasan calon presiden dan calon wakil presiden sebaiknya dibahas bersama-sama. Hal itu dinilainya sebagai langkah bijak ketika ingin berkoalisi.
"Dan itu harapan saya dari awal untuk menghadirkan koalisi kemudian memungkinkan semuanya terakomodasi. Tapi, siapa yang menjadi capres, siapa yang jadi cawapres, kan perlu dibicarakan bersama," kata Hidayat di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (27/7/2018).
Ia mencontohkan, sikap Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang tak memaksakan putranya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres merupakan hal yang patut diapresiasi.
"Kita harus menghormati pernyataan Pak SBY yang mengatakan tidak memaksakan untuk AHY (sebagai cawapres)," kata Hidayat.
Namun, Hidayat menjelaskan, partainya akan terus berupaya memperjuangkan sembilan nama capres dan cawapres dari internal PKS. Hidayat juga menyatakan partainya siap jika sembilan nama yang ditawarkan tak dipilih.
"Ya saya berharap semuanya legawa ya bukan hanya PKS ya tapi semuanya legawa untuk menerima hasil keputusan bersama oleh partai berkoalisi nantikan keputusan apa nanti kita belum ketahui," kata dia.
Hidayat menekankan bahwa semuanya akan bergantung pada kesepakatan bersama dengan mitra koalisi nanti. Ia menghargai sikap Partai Gerindra, PAN, dan Partai Demokrat yang saling berkomunikasi satu sama lain.
"Nanti yang disepakati siapa ya kita sepakati bersama. Tapi sampai hari ini pertemuan kan masih bilateral nih antara Gerindra dengan Demokrat, Demokrat dengan PAN, Gerindra dengan PKS, Demokrat sudah mnegontak PKS untuk ketemu," kata dia.
"Nanti kan perlu ada pertemuan bersama untuk kita bahas bersama siapa yang memang pas untuk kita sepakati sebagai capres siapa cawapresnya," tuturnya.
https://nasional.kompas.com/read/2018/07/27/11522031/pks-ingin-capres-dan-cawapres-dibahas-bersama-sama-dalam-berkoalisi