Pertama, jika ada kader Demokrat yang menjadi calon wakil presiden. Kedua, jika Demokrat berkoalisi dengan salah satu kubu, tetapi tidak mengusung kader sebagai cawapres.
Hal itu disampaikan SBY dalam jumpa pers di kediamannya di Kuningan, Jakarta, Rabu (25/7/2017) malam.
Saat itu, SBY ditanya apakah Demokrat tidak khawatir suara dalam pemilu legislatif 2019 akan turun jika tidak ada kader Demokrat yang maju dalam Pilpres.
Pada Pemilu 2019, pemilu legislatif dan pemilu presiden akan digelar secara serentak.
Dalam situasi itu, muncul pandangan bahwa parpol yang kadernya menjadi capres atau cawapres akan berimbas positif dalam pemilu legislatif.
"Penurunan suara parpol lantaran tidak punya capres cawapres itu harus diuji. Mungkin hipotesa. Apakah itu gara-gara tidak punya cawapres lantas suaranya jatuh?" kata SBY.
"Saya sebagai pemimpin Partai Demokrat kalau dalam pilpres 2019, punya kader yang jadi cawapres, maka kampanye kami X. Kalau kami tidak punya kader sebagai cawapres, kampanye kami akan lain," tambah SBY.
Meski berharap, SBY menekankan bahwa tidak ada harga mati bagi Demokrat untuk mengusung cawapres.
Meski demikian, SBY menyinggung hasil survei sebelumnya terhadap elektabilitas para tokoh sebagai cawapres.
Tanpa menyebut nama, SBY mengatakan, hasil survei tersebut menempatkan kader Demokrat di posisi teratas sebagai cawapres.
"Mudah-mudahan tidak benar mitos kalau tidak punya cawapres lantas suara partai akan turun drastis. Kita lihat saja nanti," ujar Presiden keenam RI itu.
Hingga saat ini, baik kubu Prabowo Subianto maupun kubu Joko Widodo belum memutuskan siapa cawapres yang akan diusung.
Masing-masing parpol menyodorkan kadernya untuk dipilih sebagai cawapres.
https://nasional.kompas.com/read/2018/07/26/04550091/sby--semoga-tak-benar-mitos-kader-tak-jadi-cawapres-suara-partai-akan-turun-