Menurut Djoko, rencana itu harus dipikirkan ulang.
"Saat itu merupakan perhelatan internasional yang ingin menunjukkan kemampuan bangsa Indonesia mengelola pesta olahraga, banyak negara yang akan hadir," kata Djoko dalam pernyataannya, Senin (23/7/2018).
Djoko menuturkan, pengemudi ojek online hendaknya tidak menggunakan kesempatan itu untuk mempermalukan bangsa sendiri di mata masyarakat internasional.
"Kita harus bisa menjaga nama baik dan harga diri bangsa. Sebagai tuan rumah perlu kita menerima tamu dengan sebaik-baiknya dan turut memberikan rasa aman," ucap Djoko.
Ia memandang, masalah transportasi online masih ada waktu lain untuk diselesaikan dengan baik.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun dapat membantu mengondisikan dengan pihak aplikator terkait unjuk rasa pengemudi ojek online.
Sebelumnya, anggota Presidium Gerakan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia Igun Wicaksono mengungkapkan, alasan pengemudi ojek online berencana demo saat pembukaan Asian Games 2018, salah satunya untuk menarik perhatian dunia internasional.
Demo tersebut rencananya akan mengusung tuntutan agar pemerintah segera menerbitkan payung hukum bagi ojek online.
"Alasan kenapa demo saat Asian Games itu pada dasarnya ada dua, yaitu ada perusahaan aplikasi ojek online yang menjadi sponsor Asian Games dalam hal ini Grab dan kami merasa sudah tidak mempunyai tempat mengadu. Jalan terakhir untuk mengadu ya ke internasional, kan saat Asian Games banyak negara dari luar dan media internasional," kata Igun kepada Kompas.com.
Baca: Alasan Ojek "Online" Demo Saat Pembukaan Asian Games
https://nasional.kompas.com/read/2018/07/23/10553761/pengemudi-ojek-online-diminta-pikir-ulang-demo-saat-asian-games