Salin Artikel

AHY: AHY Dipasang-pasangkan, seperti Dijual Sana-Sini...

"AHY selalu dijadikan sebagai seolah-olah obyek atau komiditas dalam politik, dipasang-pasangkan, seperti dijual sana-sini," kata AHY dalam silaturahmi di Jakarta, Sabtu (21/7/2018).

AHY membantah anggapan yang berkembang di publik itu. Ia menegaskan bahwa dirinya bukan obyek, melainkan juga subyek yang turut aktif melakukan komunikasi politik dengan sejumlah tokoh. Namun, memang tidak semua komunikasi yang dilakukan itu diketahui oleh media.

"Banyak sekali yang di belakang layar karena bagi saya yang paling penting membangun chemistry. Tidak selalu menggunakan corong," kata putra Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono ini.

AHY mengatakan, komunikasi politik dengan para elite parpol memang penting dilakukan jelang Pilpres 2019. Sebab, setinggi-tingginya elektabilitas seorang politisi, peluangnya maju dalam pilpres sangat tergantung dengan fakta apakah yang bersangkutan memiliki tiket untuk mencalonkan diri jadi presiden.

Pasangan capres dan cawapres harus diusung oleh parpol atau gabungan parpol yang mengantongi 20 persen kursi DPR. Saat ini, tak ada satu pun parpol yang bisa mengusung paslon sendirian.

"Demokrat sendiri hanya mengantongi 10 persen suara. Itulah kenapa elite politik, tokoh politik, membangun komunikasi. Kita lakukan komunikasi politik dengan semua elemen," kata dia.

AHY mengatakan, dengan realitas tersebut, ada tiga opsi yang bisa diambil Demokrat dalam menghadapi pilpres 2019. Ketiga opsi itu yakni bergabung dengan kubu Presiden Joko Widodo sebagai petahana, kubu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai oposisi, atau membuat poros baru.

Namun, menurut dia, masyarakat kebanyakan menginginkan ada tokoh baru yang muncul di Pilpres 2019. Menurut Agus, hal ini terlihat dari berbagai survei yang menunjukkan sekitar 40 persen belum menentukan pilihan.

"Rasa-rasanya rakyat kita yang besar itu punya hak-hak untuk menantikan hadirnya calon alternatif," kata AHY.

Partai Demokrat sebelumnya sempat menggadang-gadang AHY untuk berpasangan dengan Jusuf Kalla sebagai calon presidennya. Namun, upaya ini kandas setelah JK menyatakan tidak bersedia. JK lebih memilih membantu Jokowi di Pilpres 2019.

Setelah itu, Demokrat pun berupaya untuk memasangkan AHY dengan tokoh nasional lainnya. Ketua DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menegaskan, duet JK-AHY memang belum menjadi keputusan resmi partai, melainkan hanya aspirasi yang datang dari para kader Partai Demokrat.

Ada juga opsi tokoh lain yang disuarakan para kader untuk mendampingi AHY.

"Ada Anies-AHY, Gatot-AHY, Chairul Tanjung-AHY, Prabowo-AHY, bahkan Jokowi-AHY juga ada. Tetapi memang yang terbesar JK-AHY," kata Ferdinand saat dihubungi Kompas.com beberapa waktu lalu.

https://nasional.kompas.com/read/2018/07/21/06161071/ahy-ahy-dipasang-pasangkan-seperti-dijual-sana-sini

Terkini Lainnya

PKS: Selamat Bertugas Prabowo-Gibran

PKS: Selamat Bertugas Prabowo-Gibran

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Punya PR Besar karena Kemenangannya Dibayangi Kontroversi

Pengamat: Prabowo-Gibran Punya PR Besar karena Kemenangannya Dibayangi Kontroversi

Nasional
Kementerian KP Gandeng Kejagung Implementasikan Tata Kelola Penangkapan dan Budi Daya Lobster 

Kementerian KP Gandeng Kejagung Implementasikan Tata Kelola Penangkapan dan Budi Daya Lobster 

Nasional
Respons Putusan MK, Zulhas: Mari Bersatu Kembali, Kita Akhiri Silang Sengketa

Respons Putusan MK, Zulhas: Mari Bersatu Kembali, Kita Akhiri Silang Sengketa

Nasional
Agenda Prabowo usai Putusan MK: 'Courtesy Call' dengan Menlu Singapura, Bertemu Tim Hukumnya

Agenda Prabowo usai Putusan MK: "Courtesy Call" dengan Menlu Singapura, Bertemu Tim Hukumnya

Nasional
Awali Kunker Hari Ke-2 di Sulbar, Jokowi Tinjau Kantor Gubernur

Awali Kunker Hari Ke-2 di Sulbar, Jokowi Tinjau Kantor Gubernur

Nasional
'MK yang Memulai dengan Putusan 90, Tentu Saja Mereka Pertahankan...'

"MK yang Memulai dengan Putusan 90, Tentu Saja Mereka Pertahankan..."

Nasional
Beda Sikap soal Hak Angket Pemilu: PKB Harap Berlanjut, PKS Menunggu, Nasdem Bilang Tak 'Up to Date'

Beda Sikap soal Hak Angket Pemilu: PKB Harap Berlanjut, PKS Menunggu, Nasdem Bilang Tak "Up to Date"

Nasional
Bima Arya Ditunjuk PAN Jadi Kandidat untuk Pilkada Jabar 2024

Bima Arya Ditunjuk PAN Jadi Kandidat untuk Pilkada Jabar 2024

Nasional
Guru Besar UI: Ironis jika PDI-P Gabung ke Kubu Prabowo Usai Putusan MK

Guru Besar UI: Ironis jika PDI-P Gabung ke Kubu Prabowo Usai Putusan MK

Nasional
Tak Anggap Prabowo Musuh, Anies Siap Diskusi Bareng

Tak Anggap Prabowo Musuh, Anies Siap Diskusi Bareng

Nasional
Bersama Pertamax Turbo, Sean Gelael Juarai FIA WEC 2024

Bersama Pertamax Turbo, Sean Gelael Juarai FIA WEC 2024

Nasional
Tanggapi Putusan MK, KSP: Bansos Jokowi Tidak Memengaruhi Pemilih Memilih 02

Tanggapi Putusan MK, KSP: Bansos Jokowi Tidak Memengaruhi Pemilih Memilih 02

Nasional
Peringati Hari Buku Sedunia, Fahira Idris: Ketersediaan Buku Harus Jadi Prioritas Nasional

Peringati Hari Buku Sedunia, Fahira Idris: Ketersediaan Buku Harus Jadi Prioritas Nasional

Nasional
KPK Terima Pengembalian Rp 500 Juta dari Tersangka Korupsi APD Covid-19

KPK Terima Pengembalian Rp 500 Juta dari Tersangka Korupsi APD Covid-19

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke