Sejumlah TPS di daerah justru batal menggelar pemungutan suara.
Misalnya di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua. Di salah satu TPS batal menggelar pemungutan suara karena logistik pilkada justru dibawa kabur oleh anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
"Itu di satu TPS saja," ujar Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (27/6/2018).
Meski segitu, kata dia, polisi langsung melakukan penindakan terhadap anggota KPPS yang membawa kabur logistik Pilkada di Papua tersebut.
"Sudah ditangkap (pelakunya) jadi sudah dapat dilaksanakan nanti pemilihan susulan di TPS yang bersangkutan," kata dia.
Selain di Wamena, pemerintah juga mengungkapkan ada satu TPS yang di Morowali, Sulawesi Tengah yang juga gagal menggelar pemungutan suara serentak pada Rabu pagi.
Menurut Wiranto, gagalnya satu TPS di Morowali menggelar pemungutan suara karena adanya bencana alam.
"Ada banjir di sana sehingga enggak bisa menyeberang, sehingga logistiknya belum terkirim sampai sekarang," ucap mantan Panglima ABRI tersebut.
Secara keseluruhan, kata Wiranto, tak lebih dari 10 TPS yang gagal menggelar pemungutan suara diseluruh Indonesia. Angka itu dinilai sangat kecil mengingat jumlah TPS di seluruh Indonesia mencapai 387.586 TPS.
Atas salah satu dasar itu, pemerintah mengklaim gelaran Pilkada Serentak 2018 berjalan sukses, aman, dan damai.
https://nasional.kompas.com/read/2018/06/27/16321551/logistik-pilkada-dibawa-kabur-pemungutan-suara-batal-digelar