Mensos menyerahkan santunan dari Kementerian Sosial RI untuk dua korban tewas kepada ahli waris, masing-masing Rp 15.000.000.
Pemerintah Kabupaten Simalungun diinstruksikan menerbitkan SK Bupati terkait daftar identitas korban yang belum ditemukan.
SK tersebut diperlukan untuk pemberian bantuan.
"Jangan lagi diskusikan soal manifes, pasti tidak ada," kata Idrus seperti dikutip Antara.
Atas nama Pemerintah RI, Mensos juga mengungkapkan prihatin mendalam sekaligus menyampaikan duka dari Presiden Joko Widodo.
"Kami datang ke sini karena merasakan duka yang sama, jadi ini bukan duka keluarga korban saja," katanya.
Dia menegaskan komitmen Pemerintah untuk penangangan bencana tersebut dengan melakukan upaya kemanusiaan secara maksimal.
Masyarakat diajak untuk memanjatkan doa supaya kapal dan penumpang yang tenggelam ditemukan.
Permintaan keluarga korban
Sementara itu, keluarga korban minta Pemerintah melakukan pencarian sampai menemukan penumpang yang tenggelam di perairan Danau Toba.
"Kami rela, tetapi sangat berkeinginan melihat jasad untuk terakhir kali," kata Sarli Simarmata, ibu dari korban atas nama Rantau Fajar Siregar, warga Nagori Semantin Tiga Kabupaten Simalungun.
Nurliati Siahaan (56), warga Tangerang, Banten merangkul Mensos dan meminta pemerintah untuk menemukan keluarganya yang hilang.
Sambil menangis, ia menyampaikan keluhannya kepada Mensos.
"Bagaimana nasib keluarga kami pak menteri, apa mungkin ada tanda-tanda ditemukannya korban yang hilang akibat musibah tenggelamnya kapal tersebut," ujar Nurliati sambil merangkul erat Idrus.
Idrus Marham mengharapkan keluarga korban bersabar karena petugas tim gabungan masih terus melakukan pencarian korban yang hilang.
"Saya datang dari Jakarta khusus melihat penanganan bencana ini," katanya.
Idrus mencoba untuk menenangkan Nurliati.
Jumlah korban yang ditemukan saat ini sebanyak 19 orang selamat dan tiga orang tewas atas nama Tri Suci Wulandari (24) warga Aceh Tamiang, Fahriyanti (47) warga Jalan Bendahara Kelurahan Pujidadi, Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai, dan Indah Juita Saragih (22), warga Sidamanik.
KM Sinar Bangun berlayar dari Pelabuhan Simanindo, Kabupaten Samosir menuju Pelabuhan Tiga Ras pada Senin, 18 Juni 2018, kira-kira pukul 16.30 WIB,
Menjelang satu mil Pelabuhan Tiga Ras, kapal yang sarat penumpang dihantam ombak sehingga terbalik dan tenggelam.
Diperkirakan 184 lainnya (data di posko bencana sesuai laporan pihak keluarga) belum ditemukan.
https://nasional.kompas.com/read/2018/06/24/15072501/temui-keluarga-korban-km-sinar-bangun-mensos-sampaikan-duka-pemerintah