Salin Artikel

Panjang Usia yang Membawa Masalah

Upaya itu berhasil menambah jumlah wisatawan sehingga meningkat drastis sejak dicanangkan pada 2013. Namun, sejak tahun ini ada kendala cukup serius yang disebabkan makin banyaknya penduduk usia tua.

Sebagaimana diketahui, populasi Jepang didominasi oleh penduduk usia tua, rata-rata di atas 65 tahun. Berdasarkan data pencatatan sipil Jepang per 1 Januari 2017, populasi penduduk Jepang tercatat sebanyak 123,58 juta jiwa.

Dari jumlah tersebut, penduduk berusia di atas 65 tahun mendominasi total populasi dengan jumlah 27,2 persen.

Jumlah populasi ini terus menurun karena jumlah kematian lebih besar dari jumlah kelahiran. Sebagai contoh, pada 2016 tercatat 1,30 juta jiwa meninggal dunia, sementara yang lahir hanya 981.200-an jiwa.

Dengan banyak penduduk usia tua, pemerintah Jepang merasa kesulitan mencari tenaga pendukung pariwisata, seperti pengemudi bus dan taksi, tenaga kebersihan atau room boy hotel.

Beberapa rute bus wisata harus dikurangi karena kekurangan pengemudi. Jumlah taksi kurang memadai untuk mobilitas wisatawan. Beberapa penginapan di daerah wisata bahkan memberikan diskon khusus bila kita menginap, namun kamarnya tidak dibersihkan.

Terkait panjangnya usia orang Jepang ini, mengingatkan saya pada profesor pembimbing saat saya melanjutkan sekolah di Jepang. Menurut dia, ada beberapa faktor yang memengaruhi kondisi tersebut.

Faktor pertama adalah dari makanan. Orang Jepang makan dengan makanan yang sangat higienis dan bergizi. Banyak yang memakan menu dengan berbagai macam jenis ikan, bahkan ikan mentah.

Ikan mempunyai gizi tinggi serta rendah kalori. Bila harus digoreng, makanan yang digoreng akan dimasak dengan sangat kering sampai minyak goreng tidak melekat di makanan tersebut.

Tidak seperti kebanyakan orang Indonesia, makanan yang dimasak tidak akan dihidangkan lebih dari satu hari. Di supermarket, setiap malam biasanya terdapat potongan harga untuk makanan yang dimasak pagi harinya.

Faktor yang berikutnya adalah olahraga. Penduduk Jepang terbiasa berolahraga sejak kecil. Di tempat umum, kita bisa melihat banyak warga Jepang yang melakukan olahraga baik jalan kaki, jogging maupun bersepeda.

Hal ini dilakukan oleh penduduk muda sampai tua dan di segala waktu. Warga Jepang juga biasa berjalan kaki atau mengendarai sepeda setelah turun dari bus atau kereta untuk menyambung perjalanannya.

Faktor ketiga adalah adanya peran pemerintah untuk meningkatkan kesehatan penduduknya. Pemerintah menyediakan sarana-sarana olahraga yang memadai di setiap wilayahnya.

Di setiap distrik, terdapat lapangan luas serta gym yang dilengkapi dengan tempat fitnes serta kolam renang. Warga dapat menggunakan fasilitas ini dengan biaya murah.

Selain itu, pemerintah setempat juga mewajibkan setiap warga mengikuti asuransi kesehatan nasional. Sehingga pada saat sakit, biaya pengobatan ditanggung oleh asuransi. Untuk anak di bawah usia tertentu serta orang lanjut usia di atas usia tertentu, biayanya akan sangat murah, bahkan ada yang gratis.

Faktor terakhir adalah tingginya minat warga Jepang untuk bersantai dan menikmati hidup. Berbagai macam cara digunakan untuk relaksasi.

Contohnya adalah dengan menekuni suatu hobi tertentu. Bisa dengan memelihara tanaman, memelihara bonsai, menekuni fotografi, belajar kaligrafi dan lain-lain.

Selain bisa untuk melepaskan diri dari kejenuhan sehari-hari, hal itu juga untuk menambah teman atau kenalan untuk berbagi rasa.

Contoh yang juga sudah membudaya adalah menikmati keindahan alam. Misalnya, pada saat musim semi, mereka berkumpul sambil duduk menikmati bunga sakura (hanami), melihat sunset di musim panas, serta menikmati indahnya dedaunan di musim gugur.

Panjangnya usia penduduk Jepang akhirnya menimbulkan masalah juga di bidang pariwisata. Lebih dari 10 tahun yang lalu, karena jumlah penduduk usia tua yang dominan, pemerintah Jepang juga menerapkan pajak pertambahan nilai (PPN).

Penduduk usia tua ini tidak lagi produktif bekerja, namun menerima uang pensiun. Agar menambah pendapatan pemerintah, konsumsi penduduk ini dikenakan PPN.

Permasalahan lain yang timbul adalah adanya keengganan warga muda Jepang untuk bekerja secara lifetime employment seperti generasi sebelumnya.

Hal ini akibat pajak yang tinggi dan sebagian besar digunakan untuk membiayai kaum generasi tua. Mereka lebih memilih part time job, yang pajaknya lebih kecil.

Indonesia saat ini beruntung karena penduduknya didominasi oleh kaum muda berusia produktif.

Namun demikian, seiring dengan semakin majunya negara kita, tidak menutup kemungkinan empat faktor penambah panjang usia seperti di Jepang juga sudah mulai terjadi di Indonesia. Dalam 10-20 ke depan, penduduk usia tua Indonesia juga akan bertambah.

Bonus demografi di Indonesia bisa saja terjadi bersamaan dengan bertambahnya jumlah penduduk usia tua. Pemerintah perlu mengantisipasi hal ini agar tidak terjadi kontraproduktif.

https://nasional.kompas.com/read/2018/06/23/16405511/panjang-usia-yang-membawa-masalah

Terkini Lainnya

KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Nasional
Apa Gunanya 'Perang Amicus Curiae' di MK?

Apa Gunanya "Perang Amicus Curiae" di MK?

Nasional
Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Nasional
Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Nasional
Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan 'Cawe-cawe' Pj Kepala Daerah

Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan "Cawe-cawe" Pj Kepala Daerah

Nasional
Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Nasional
Yusril Harap 'Amicus Curiae' Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Yusril Harap "Amicus Curiae" Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Nasional
Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Nasional
IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

Nasional
Yusril Sebut 'Amicus Curiae' Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Yusril Sebut "Amicus Curiae" Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Nasional
ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

Nasional
Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Nasional
Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Nasional
Menerka Nasib 'Amicus Curiae' di Tangan Hakim MK

Menerka Nasib "Amicus Curiae" di Tangan Hakim MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke