Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian menyebut, sebanyak 96 orang ditangkap di sejumlah daerah.
Terakhir, Kepolisian menangkap terduga teroris di Lampung.
"Pasca-peristiwa di Mako Brimob, 96 tersangka ditangkap di seluruh Indonesia," ungkap Tito dalam rapat koordinasi lintas sektor di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (5/6/2018).
Dari jumlah tersebut, sebanyak 14 orang tewas ditembak. Sebab, mereka melakukan perlawanan pada saat penangkapan.
Tito menjelaskan, jaringan teroris masih ada di beberapa wilayah di Indonesia. Karena itu, Polri dan TNI melakukan pendeteksian dan menekan jaringan-jaringan tersebut.
"Kita semua sedang bekerja keras, Polri maupun bersama teman-teman jajaran TNI untuk deteksi, kemudian menekan jaringan-jaringan ini, terutama jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD)," kata Tito.
Tito mengatakan, hampir di semua provinsi terdapat sel kelompok teroris. Menurut dia, ada sel yang aktif dan ada yang tidak begitu aktif.
Tito telah meminta kepada pimpinan Densus 88 untuk membagikan informasi ini kepada kapolda di seluruh Indonesia.
"Saya sudah minta kepada kepala-kepala Densus untuk share (membagikan informasi) sel-sel yang dianggap tidak terlalu aktif, tetapi berpotensi, agar di-share kepada rekan-rekan kapolda," tutur Tito.
Tito sudah memerintahkan kepada kapolda di seluruh Indonesia untuk membentuk satuan tugas (satgas) antiteror di wilayahnya masing-masing.
Di dalam satgas tersebut ada tim penyelidikan, penyidikan, penindakan, dan preventif.
Belajar dari kasus teror bom yang terjadi di Surabaya, imbuh dia, sel yang dianggap tidak aktif justru melakukan aksi teror.
Namun demikian, sel yang dianggap aktif pun jangan luput dari pengawasan.
https://nasional.kompas.com/read/2018/06/05/13413881/setelah-kerusuhan-di-mako-brimob-polri-tangkap-96-terduga-teroris