"Saya kira tidak (terkait tahun politik). Seperti yang saya sampaikan, pertemuan ini sudah lama digagas," kata Johan usai mendampingi Jokowi bertemu peserta kamisan, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (31/5/2018).
Johan menjelaskan, sebenarnya Jokowi sudah lama ingin bertemu dengan keluarga korban pelanggaran HAM yang menggelar aksi setiap hari Kamis di seberang Istana. Bahkan, upaya pertemuan itu sudah diupayakan tidak hanya sekali.
"Presiden sampaikan sudah dua kali upaya itu diusahakan, tetapi tidak tahu miss-nya di mana, tidak tahu," kata Johan.
Sampai pada akhirnya, Presiden Jokowi mengundang para pakar hukum di Istana pada Rabu kemarin. Dalam pertemuan itu, Direktur Amnesty International Usman Hamid mengkritik Jokowi karena terus mengabaikan aksi kamisan di Istana.
Namun, Jokowi membantah mengabaikan aksi itu.
"Presiden kaget ketika Usman menyampaikan aksi Kamisan ingin bertemu Presiden," kata Johan.
Jokowi pun langsung meminta ajudan menjadwalkan pertemuan pada hari ini. Usman Hamid pun langsung menghubungi para keluarga korban.
Peserta Kamisan akhirnya bertemu Presiden untuk pertama kalinya sejak aksi itu mereka lakukan pada 2007 lalu.
Dalam pertemuan tersebut, peserta Kamisan meminta Presiden Jokowi mengakui telah terjadinya sejumlah pelanggaran HAM masa lalu, khususnya yang sudah ditangani Komnas HAM seperti tragedi Semanggi I, Semanggi II, Trisakti, penghilangan paksa 13-15 Mei 98, Talangsari, Tanjung Priok, dan tragedi 1965.
Peserta Kamisan juga meminta Kejaksaan Agung segera menindaklanjuti temuan Komnas HAM.
https://nasional.kompas.com/read/2018/05/31/22413771/soal-pertemuan-jokowi-dengan-peserta-kamisan-istana-bantah-karena-tahun