Hal ini untuk menghadapi ambang batas parlemen atau parliamentary threshold untuk pemilu 2019 yang dinaikkan menjadi 4 persen.
Ini membuat tantangan partai lama maupun partai baru menjadi sama.
Selain itu, persaingan juga akan menjadi sengit.
Sebab, dengan ambang batas parlemen yang lebih tinggi, pemilu juga diikuti partai politik yang lebih banyak dibandingkan pada pemilu 2014.
"Parpol harus memastikan caleg-caleg mereka bekerja, turun ke lapangan, dan punya soliditas sesama caleg satu parpol," ujar Titi di sela-sela sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (12/5/2018).
Titi mengatakan, tantangan dari pemilu proporsional daftar terbuka adalah persaingan bukan hanya antara caleg yang berbeda partai.
Persaingan juga terjadi pada caleg satu partai.
"Karena (parliamentary) threshold naik jadi 4 persen, partai harus meyakinkan caleg yang mereka usung untuk bekerja dan memenangkan partai secara solid," kata Titi.
Menurut dia, parpol harus menegaskan kepada caleg-calegnya bahwa kemenangan partai adalah sebuah prioritas.
Jangan sampai, caleg-caleg dari satu partai saling bersaing pula secara ketat.
Dengan ambang batas parlemen 4 persen, tantangan partai lama mau pun partai baru akan sama.
Persaingan, kata Titi, akan sama sengitnya untuk memastikan partai lolos ambang batas itu.
https://nasional.kompas.com/read/2018/05/12/13420961/ambang-batas-parlemen-4-persen-caleg-jadi-penentu-kemenangan-parpol