Salin Artikel

Saat Prabowo Putuskan Kembali Jadi Capres...

Sontak pernyataan Prabowo itu disambut gemuruh dan pekikan semangat seluruh kader yang hadiri dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Gerindra di kediaman Prabowo, Hambalang, Bogor, Rabu (11/4/2018) malam.

Demikian suasana ketika Prabowo berpidato membuka Rakornas yang krusial itu, sebab di situlah pencapresan Prabowo dapat dipastikan. Pernyataan Prabowo itu pun bak pelepas dahaga bagi kader Gerindra yang sejak sekian lama menanti pencapresan mantan Komandan Jenderal Kopassus itu.

Pernyataan Prabowo yang menerima mandat Gerindra ihwal pencapresannya sekaligus menjawab desas desus yang mengatakan dirinya tak akan maju sebagai capres dan hanya menjadi king maker di Pemilu 2019.

Rakornas Gerindra sedianya dilangsungkan secara tertutup sehingga tak mengizinkan media untuk meliputnya. Namun, video pidato yang disambut gemuruh serta pekikan semangat itu beredar tak lama setelah Prabowo berpidato.

Berkali-kali "Nyapres"

Keputusan Prabowo untuk maju sebagai capres pada Pemilu 2019 menunjukan dirinya yang telah malang melintang dalam pesta demokrasi terbesar di Indonesia.

Prabowo tercatat telah dua kali terjun di Pemilu. Pertama saat ia menjadi calon wakil presiden Megawati Soekarnoputri pada 2009. Saat itu ia bersama Mega terkenal dengan singkatan Mega-Pro yang berarti Megawati dan Prabowo.

Kala itu, Prabowo dan Mega kalah dari pasangan calon Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono. Setelah itu pada Pemilu 2014, Prabowo menjadi calon presiden, didampingi oleh Ketua Umum PAN Hatta Rajasa. Ia pun kalah dari pasangan calon Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Jika ia dipastikan terdaftar sebagai capres di KPU pada Agustus mendatang, maka Prabowo tercatat tiga kali mengikuti pemilu.

Adapun upaya Prabowo untuk menembus pemilu dimulai sejak 2004 saat maju dalam konvensi Partai Golkar. Saat itu ia kalah. Konvensi dimenangkan Wiranto yang kemudian menjadi calon presiden dari Partai Golkar berpasangan dengan Sholahuddin Wahid.

Dukungan Penuh

Sebulan sebelumnya, tepatnya Senin (12/3/2018), 34 Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerindra juga telah mendeklarasikan Prabowo sebagai capres. Deklarasi berlangsung di Cikini, Jakarta, dan dihadiri seluruh Ketua DPD Gerindra.

Bagi Gerindra, Rakornas kemarin sangatlah krusial karena di situlah mereka dapat memastikan kesediaan sang ketua umum mencalonkan diri sebagai Presiden. Saking krusialnya, Rakornas dilangsungkan secara tertutup sehingga tak bisa diliput media.

Rakornas yang bertujuan untuk memberikan mandat kepada Prabowo agar maju sebagai capres itu dimulai dengan berbagai upacara seremonial. Selepas itu, Iring-iringan Prabowo beserta sejumlah petinggi partai lain yang menjadi tamu di Rakornas Gerindra pun memasuki Padepokan Garuda Yaksa.

Terlihat Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Presiden PKS Sohibul Iman, Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menunggangi kuda milik Prabowo menuju padepokan.

Rangkaian acara Rakornas yang dibuka dengan pidato Prabowo itu dilanjutkan dengan pandangan seluruh DPD Gerindra di Indonesia. Sebanyak 34 DPD menyampaikan keinginannya agar Prabowo maju sebagai capres. Selepas itu, masukan dari seluruh DPD pun ditampung Prabowo.

Sekitar pukul 20.30 WIB, keputusan yang sangat strategis pun diambil. Gerindra memberi mandat kepada Prabowo untuk maju sebagai capres di Pemilu 2019.

Melalui keterangan tertulis, Sekjen Gerindra Ahmad Muzani menyatakan sebanyak 34 Ketua DPD (Dewan Pimpinan Daerah) tingkat provinsi Partai Gerindra, 529 Ketua DPC (Dewan Pimpinan Cabang) tingkat kabupaten menginginkan Prabowo maju sebagai capres.

Muzani menambahkan, 2.785 orang anggota DPRD kabupaten atau kota dan 251 orang anggota DPRD tingkat provinsi serta 73 anggota DPR juga menginginkan Prabowo maju sebagai capres.

"Prabowo menerima mandat tersebut dan akan segera bergerak membangun koalisi Pilpres. Prabowo memerintahkan seluruh kader turun bersama rakyat. Siang dan malam berjuang dengan rakyat," lanjut Muzani.

Dalam video yang beredar, Prabowo pun menyatakan dirinya tunduk patuh terhadap mandat tersebut dan siap menjalankannya.

"Baru saja saya menerima keputusan saudara-saudara sekalian. Dan sebagai pemegang mandat saudara-saudara sekalian, saya menyatakan diri tunduk dan patuh. Saya menerima keputusan ini sebagai suatu amanah, suatu penugasan, suatu perintah. Dan saya menyatakan siap melaksaakannya," ujar Prabowo.

Koalisi Masih Kurang

Kini, Prabowo ditugaskan Gerindra untuk menghimpun kekuatan koalisi agar dirinya bisa memenuhi presidential threshold sebesar 20 persen kursi DPR atau 25 persen suara sah nasional. Jika dihitung, 20 persen dari seluruh kursi di DPR berjumlah 112 kursi.

Saat ini Gerindra memiliki 73 kursi. Jumlah tersebut jelas masih kurang sebab baru mencapai 13 persen. Praktis Gerindra harus berkoalisi dengan partai lain untuk mendaftarkan Prabowo sebagai capres ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Gerindra diwajibkan mencari dukungan partai yang minimal memiliki 39 kursi di DPR.

Hingga saat ini, baru PKS yang menyatakan kesediaannya untuk berkoalisi dengan Gerindra di Pilpres 2019.

PKS memiliki 40 kursi di DPR. Jika dijumlahkan dengan kursi Gerindra maka keduanya memiliki 113 kursi. Jumlah kursi sebanyak itu sudah cukup mengantar Prabowo melenggang sebagai capres.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Al Muzammil Yusuf menyatakan, partainya tetap akan bersama Gerindra meski Prabowo Subianto tak diusung sebagai calon presiden (capres) di Pemilu 2019.

"Kami saling menghormati. PKS hormati Gerindra, Gerindra hormati PKS. Saya kira itulah fatsun yang paling pas untuk sebuah koalisi," kata Muzzammil di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (10/4/2018).

Saat ini, PKS telah nenyodorkan sembilan nama yang dicalonkan sebagai pempin nasional di Pilpres 2019. Sembilan nama tersebut berpotensi dipasangkan dengan Prabowo sebagai capres.

Adapun sembilan kader PKS itu ialah Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid, mantan Presiden PKS Anis Matta, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman, Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al'Jufrie, mantan Presiden PKS Tifatul Sembiring, Ketua DPP PKS Al Muzammil Yusuf, dan Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera.

Namun dalam pidatonya, Prabowo juga menyinggung PAN sebagai teman dalam berpolitik. Hal itu disampaikan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan yang turut hadir di sana.

Zul, sapaanya, mengatakan, Prabowo sempat meminta agar PAN dan PKS berkoalisi dengan Gerindra. Jika dukungan itu dapat dipastikan, Zul menilai, Prabowo akan maju sebagai calon presiden (capres).

"Pak Prabowo bilang syaratnya ada teman yang mendukung. Karena mungkin Pak Prabowo tahu kalau Gerindra sendiri enggak cukup. Harus koalisi. '(Prabowo bilang) Teman-teman (koalisi) juga bisa bersama kita, mendukung kita, PAN PKS'. Kira-kira begitu," kata Zul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (11/4/2018), saat menirukan ucapan Prabowo.

Namun, ia mengatakan partainya belum memutuskan untuk merapat ke poros Presiden Jokowi atau ke Prabowo. Zul mengatakan keputusan untuk merapat ke salah satu kubu akan dibahas dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PAN yang mendatang.

"Ya belum (diputuskan). Nanti Rakernas," lanjut Zul.

https://nasional.kompas.com/read/2018/04/12/08224111/saat-prabowo-putuskan-kembali-jadi-capres

Terkini Lainnya

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke