"Waktu itu banyak yang menyampaikan kepada saya, ke Afghanistan itu dibatalkan saja," ujar Jokowi.
Saran itu muncul lantaran Kabul, Ibu Kota Afghanistan, dihantam serangan bom berkali-kali oleh kelompok teror.
"Delapan hari sebelum saya datang ke Kabul, ada bom yang menewaskan 20 orang. Dua hari sebelum saya mendarat, ada bom yang menewaskan 103 orang. Bahkan 3 jam sebelum saya turun di Kabul, ada serangan yang menewaskan 5 orang dan belasan luka-luka. Jadi kalau memberikan saran saya jangan ke Afghanistan ada benarnya," ujar Jokowi.
Namun, Jokowi memiliki pertimbangan lain. Ia merasa harus tetap datang ke Afghanistan meski dalam kondisi keamanan yang tidak stabil. Sebab, Indonesia sudah berkomitmen untuk berkontribusi terhadap perdamaian di negara tersebut.
Komitmen itu telah disampaikan Jokowi kepada Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, Ibu Negara Rula Ghani, para ulama beserta Majelis Tinggi Perdamaian di Afghanistan saat mereka melawat ke Jakarta.
"Dalam pertemuan pertama dengan Presiden Ashraf Ghani, beliau menyampaikan, Pak Jokowi, kelihatannya hanya Indonesia yang dapat mempertemukan kelompok-kelompok bertikai di Afghanistan, mewujudkan rekonsiliasi. Oleh sebab itu, saya menindaklanjuti ke sana," ujar Jokowi.
Sebelum terbang ke Kabul, Jokowi menyempatkan diri menelepon Ashraf Ghani. Jokowi ingin memastikan kondisi keamanan di kota itu pascaserangkaian serangan bom.
Presiden Ghani pun menjamin bahwa Jokowi dan rombongan akan aman selama kegiatan di Kabul.
"Presiden Ashraf Ghani menyampaikan Presiden Jokowi tidak usah khawatir. Saya pribadi yang akan memberikan jaminan Bapak akan aman di Kabul. Yang jadi jaminan Presiden sendiri, ya saya bismillah saja, berangkat," ujar Jokowi.
Meski mendapatkan jaminan, sesampainya di Bandar Udara Internasional Hamid Karzai, Kota Kabul, Jokowi masih merasa deg-degan.
"Bagaimana enggak deg-degan, di sana bukit di sana bukit, wah pesawat diroket gampang banget. Saya telepon lagi ke Pak Ashraf Ghani agar kami dijemput panser antipeluru dan antiroket. Lalu disanggupi. Wah kalau seperti ini sih saya berani," seloroh dia.
Namun, Wakil Presiden Afghanistan Sarwar Danish yang menjemput Presiden Jokowi di ruang VVIP bandara menyatakan, pihaknya tidak bisa menyediakan panser antipeluru dan antiroket. Alasannya, jika Presiden Jokowi menumpang panser dan dikawal sebegitu ketatnya, maka citra Kabul sebagai kota yang tidak aman akan mengemuka.
"Saya pikir satu, dua, tiga, empat, lima menit risiko apa enggak ya ini? Saya sempat nanya balik, apakah ada jaminan? Beliau bilang dijamin. Ya sudah bismillah, berangkat lagi," ujar Jokowi.
Ia pun menumpang mobil sedan yang disediakan oleh pemerintah Afghanistan menuju ke Istana Presiden Arg.
Namun, perjalanan itu tidak seseram yang ia bayangkan. Bahkan, Jokowi bisa tersenyum lega. Sebab, hampir di setiap simpang jalan yang dilaluinya, terdapat panser dan tank. Di atas kendaraan Presiden Jokowi pun terbang sebuah helikopter penjaga.
"Dan alhamdulilah sampai ke Istananya, enggak ada apa-apa. Begitulah akibat pertikaian selama lebih dari 40 tahun di sana," ujar Jokowi.
https://nasional.kompas.com/read/2018/02/21/22144431/cerita-jokowi-di-afghanistan-deg-degan-ancaman-bom-hingga-jaminan-ashraf
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan