Wakil Sekjen Partai Hanura kubu Daryatmo, Dadang Rusdiana mengungkapkan, dalam pertemuan terakhir tim rekonsiliasi pada Kamis (25/1/2018) malam, kubu OSO menolak usulan kubu Daryatmo.
"Kami menyayangkan sikap dari kubu Manhattan (OSO) yang saya kira tidak mencerminkan rekonsiliasi dengan sungguh-sungguh," ujar Dadang dalam jumpa pers di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (26/1/2018).
Menurut Dadang, sebenarnya kedua kubu sudah sepakat untuk memulai rekonsiliasi dari nol. Namun, saat pembicaraan tim dimulai, kedua kubu punya pandangan berbeda soal titik awal itu.
Kubu Daryatmo, kata dia, ingin agar titik nol tersebut dimulai dari hasil Munaslub akhir 2016. Artinya, kepengurusan partai dipegang oleh OSO sebagai Ketua Umum dan Safaruddin Sudding sebagai Sekjen.
Namun, kubu OSO ingin agar titik awal itu dimulai dari kepengurusan yang sudah disahkan oleh Menkumham belum lama ini. Artinya, Ketua Umum dijabat OSO dan Sekjen dijabat oleh Herry Lontung.
"Itu kami anggap tidak adil," kata Dadang.
Sementara itu, Ketua DPD Banten kubu Daryatmo Eli Mulyadi meminta agar kubu OSO menghentikan pemecatan-pemecatan ketua DPD dan DPC yang ikut Munaslub di DPP Hanura Bambu Apus pada 18 Januari 2018 lalu.
"Kalau kesepakatan diterima menunju islah, kami sepakati bersama. Kalau tidak, kita tempuh jalan masing-masing," kata dia.
Sebelumya, Ketua Dewan Pembina Partai Hanura Wiranto mempertemukan kubu Oso dan Daryatmo di Hotel Ritz Charlton, Kuningan, Jakarta, Selasa (23/1/2018).
Wiranto mengatakan bahwa konflik di Partai Hanura sudah selesai pasca-pertemuan antara dirinya, OSO, dan Daryatmo.
"Sudah, sudah selesai. Tidak ada lagi, tidak ada lagi (kubu-kubuan di Hanura)," ujar Wiranto kepada wartawan.
Meski mengatakan bahwa konflik sudah selesai, Wiranto menuturkan bahwa Hanura membentuk satu tim bersama, yang diisi dari kedua belah pihak. Tim itu nantinya akan melalukan komunikasi untuk mengakomodasi kedua kubu.
https://nasional.kompas.com/read/2018/01/26/18375071/rekonsiliasi-di-hanura-belum-capai-titik-temu