Menurut Bone, dukungan Jokowi tersebut sudah disampaikan dalam berbagai kesempatan baik kepada Airlangga maupun kepada elite Golkar lainnya.
"Pernyataan memberikan dukungan itu terjadi bukan hanya di istana. Artinya di tempat yang lain dalam satu pertemuan silaturahmi, ngomong-ngomong, ketawa-ketawa kemudian muncul dukungan itu," kata Bone kepada kompas.com, Selasa (28/11/2017).
Namun, Bone memastikan bahwa dukungan yang diberikan Jokowi tersebut bukan merupakan intervensi terhadap proses suksesi kepemimpinan di partai beringin.
Dukungan tersebut lebih bersifat dukungan moril untuk Airlangga menggantikan Setya Novanto yang saat ini sudah ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi dan menjadi tersangka kasus korupsi e-KTP.
Bone pun yakin bahwa dukungan yang diberikan Jokowi ini akan berdampak pada suara pimpinan Partai Golkar di daerah.
Ia optimistis sebagian besar suara Dewan Pimpinan Daerah Golkar tingkat I dan II akan memberikan suaranya kepada Airlangga apabila nantinya forum Musyawarah Nasional Luar Biasa digelar.
"Sebab Golkar ini kan partai yang bermitra dengan pemerintah. Golkar juga sudah deklarasi untuk mendukung Jokowi di 2019. Artinya kalau Jokowi memberikan dukungan maka untuk DPD itu merupakan support yang luar biasa. Sehingga mereka menyikapi dengan positif," ucap Bone.
Terkait jabatan Airlangga sebagai Menteri Perindustrian apabila terpilih sebagai ketua umum Golkar, menurut Bone, hal tersebut diserahkan sepenuhnya kepada Jokowi.
Sebab, kursi menteri merupakan hak prerogatif Presiden.
"Tapi kalau saya lihat karena beliau menteri yang diandalkan, saya kira beliau akan tetap dipertahankan. Kalau enggak Pak Jokowi akan kehilangan juga," ucap Ketua Bidang Ideologi dan Kebijakan Publik di DPP Golkar ini.
https://nasional.kompas.com/read/2017/11/28/13111771/timses-klaim-airlangga-hartarto-didukung-jokowi-jadi-ketum-golkar