Karena itu, ia menegaskan, meski Partai Golkar memiliki kursi terbanyak di antara partai pengusung Wali Kota Bandung itu, tidak serta-merta mereka berhak mengusung kadernya, Daniel Muttaqien, sebagai calon wakil gubernur.
"PPP, Nasdem, dan PKB kursinya 21, tanpa Golkar pun tiga partai ini sudah bisa mengusung. Itu yang selalu kami ingatkan kepada Golkar supaya tidak memaksakan diri," kata Baidowi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (8/11/2017).
Terlebih, menurut Baidowi, hingga saat ini hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan elektabilitas kader PPP, Uu Ruzhanul Ulum, lebih tinggi dibandingkan dengan Daniel.
Dalam survei SMRC yang dilakukan pada 27 September hingga 3 Oktober, elektabilitas Uu sebesar 2,4 persen, sedangkan Daniel 1 persen.
Selain itu, PPP menilai, Daniel juga tidak cocok dipasangkan dengan Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, pada Pilkada Jawa Barat.
Sebab, lanjut dia, Jawa Barat membutuhkan figur pasangan calon dengan latar belakang nasionalis dan Islam. Sementara Daniel dan Emil, keduanya merupakan figur nasionalis.
Sementara itu, lanjut Baidowi, jika Kang Emil disandingkan Uu lebih cocok dengan karakter masyarakat Jawa Barat. Sebab, Uu merupakan tokoh Islam yang memiliki konstituen di kalangan pesantren Jawa Barat.
"Jadi harus ditopang koalisi Islam-nasional. Ridwan Kamil dengan Daniel sama-sama nasionalis. Tidak saling melengkapi," ujarnya.
Sebelumnya, PPP, PKB, dan Partai Nasdem mengusung Ridwan Kamil sebagai calon gubernur Jawa Barat. PPP lantas menyandingkan Uu yang juga Bupati Tasikmalaya sebagai pendamping Ridwan Kamil.
Kemudian, Partai Golkar menyusul mendukung Emil setelah ketiga partai tersebut mendeklarasikan dukungan.
Partai Golkar memiliki kursi terbanyak di DPRD Jawa Barat. Golkar juga mengusulkan kadernya Daniel Mutaqien untuk mendampingi Emil.
https://nasional.kompas.com/read/2017/11/08/16180141/menurut-ppp-cawagub-ridwan-kamil-ditentukan-berdasarkan-survei