JAKARTA, KOMPAS.com — "Jender bukan halangan untuk berkarya," demikian diungkapkan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam kunjungan kerjanya ke Tokyo, Jepang, beberapa waktu lalu.
Prinsip itulah yang ia sebut menjadi kunci dalam penegakan kedaulatan di laut Indonesia dari para pencuri ikan.
"Ketika saya mulai meledakkan dan menenggelamkan kapal, orang-orang (baru) berpikir saya berbeda. (Sebelumnya) mereka berpikir, 'Ah dia, kan, perempuan'. Tapi setelah itu mereka menyadari kita (perempuan) bisa melakukan hal-hal in a manly way dan juga in a womanly way," ujar Susi dikutip dari siaran pers resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan, Minggu (5/11/2017).
"Di satu sisi, perempuan punya kelebihan, yaitu bisa menempatkan diri (tidak hanya) sebagai perempuan, tetapi juga sebagai laki-laki," lanjutnya.
Hasilnya cukup bikin publik terpana. Selama sekitar tiga tahun, Susi dengan Satgas 115 sukses menenggelamkan 350 kapal pencuri ikan dari penjuru dunia.
Tidak hanya publik di dalam negeri, publik mancanegara juga mengagumi keberanian Susi menenggelamkan kapal-kapal pencuri ikan. Tidak heran jika Susi meraih sejumlah penghargaan di sejumlah negara.
Susi menambahkan, arena politik di sejumlah negara dunia juga sudah mulai mengakomodasi perempuan. Di Jepang, misalnya, banyak politisi perempuan di pemerintahan.
Bahkan, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menunjuk Tomomi Inada sebagai seorang menteri pertahanan, pekerjaan yang biasa dilakukan laki-laki.
Di belahan dunia lainnya, Amerika Serikat, Susi juga tertarik dengan sosok Ivanka Trump, putri pertama Presiden AS Donald Trump.
Ivanka, menurut Susi, sukses menjalani karier sebagai bintang film, perancang busana, penulis, pengusaha, sekaligus penasihat presiden.
"Ivanka Trump telah memberikan bukti bahwa perempuan bisa memberikan pengaruh kepada perempuan-perempuan lainnya bahwa mereka bisa juga melakukan apa pun yang mereka ingin lakukan," ujar Susi.
Susi percaya selama perempuan membuka diri dan menjadikan pekerjaan sebagai bagian hidupnya, semua yang diinginkannya pasti terwujud.
"Bekerja dan membesarkan anak adalah bagian dari hidup saya. Menjadi bagian dari kabinet juga adalah sesuatu yang baru dan ada penyesuaian terhadap pekerjaan ini. Tanpa pekerjaan, saya tidak bisa menghidupi keluarga, dan tanpa keluarga, saya tidak akan bahagia hanya dengan pekerjaan," ujar Susi.
https://nasional.kompas.com/read/2017/11/05/15284671/cerita-susi-pudjiastuti-soal-pekerjaan-pria-yang-bisa-dikerjakan-perempuan