Tingkat popularitas PDI-P di kalangan milenial mencapai 94,2 persen. Popularitas di kalangan non-milenial cenderung sama, yakni 94,3 persen.
Peneliti CSIS, Arya Fernandes, menuturkan, posisi PDI-P sebagai partai pemenang Pemilu 2014 menjadi salah satu hal yang membuat popularitas PDI-P menjadi tertinggi di antara partai lain.
"Biasanya ada kecenderungan, survei yang dilakukan sebelum pemilu, dukungan kepada partai petahana dan presiden petahana masih di atas partai lain. Itu kecenderungan umum," kata Arya saat dikonfirmasi pada Sabtu (4/11/2017).
(Baca: Kinerja Tak Cemerlang, Alasan PDI-P Tak Usung Ridwan Kamil di Pilkada Jabar)
Sementara secara berturut-turut, partai yang memiliki popularitas tertinggi di kalangan milenial setelah PDI-P adalah Partai Golkar (92,7 persen), Partai Demokrat (91,8 persen), Partai Gerindra (90,8 persen), PAN (84,5 persen), dan Partai Perindo (81,5 persen).
Namun, pemilih PDI-P di kalangan non-milenial jauh lebih tinggi daripada milenial. Sebanyak 26,5 persen generasi milenial memilih PDI-P, sedangkan 36,9 persen dari generasi non-milenial.
Sementara bagi beberapa partai lain, seperti Gerindra, Demokrat, dan Perindo cenderung memiliki pemilih milenial lebih besar dari non-milenialnya.
Gerindra, misalnya, pemilih milenialnya dapat dikatakan dominan dengan 17,8 persen ketimbang non-milenialnya yang hanya 13,4 persen.
Arya menuturkan, hal tersebut karena sejumlah partai memang secara konsisten dan serius menggarap calon pemilih dari generasi milenial, baik melalui media sosial, televisi, maupun aktivitas kerelawanan.
Namun, menjadi pekerjaan rumah baru ketika partai-partai tersebut belum memiliki ikon muda yang merepresentasikan suara milenial tersebut.
"Gerindra memang yang porsi pemilih milenialnya besar dibandingkan dengan non-milenialnya itu sejak awal ingin melakukan branding yang serius terhadap tokoh-tokoh muda meskipun di internal mereka tidak ada ikon yang kuat yang merepresentasikan generasi milenial, tetapi mereka serius menggarap ini," ucapnya.
Perindo
Hasil mengejutkan ditunjukkan Partai Perindo. Meski masuk sebagai partai baru, Perindo berhasil naik sebagai partai papan tengah.
Dari survei popularitas, Perindo berada di posisi keenam dengan 81,5 persen pemilih milenial. Sementara dari segi elektabilitas, partai yang dipimpin Hary Tanoesoedibjo itu bahkan berada di posisi kelima dengan 4,5 persen.
Arya menuturkan, kepemilikan jaringan media massa Hary Tanoe dinilai membawa keuntungan bagi Perindo, terutama televisi. Dari hasil survei yang sama, 79,3 persen milenial menonton televisi setiap hari.
Dengan kekuatan jaringan televisi yang tersebar merata ke seluruh daerah di Indonesia, sosialisasi Perindo ke daerah-daerah akan lebih cepat.
"Itu yang menunjukkan mengapa tingkat popularitasnya tinggi," ujarnya.
Survei nasional CSIS dilakukan pada periode 23 hingga 30 Agustus 2017 terhadap 600 sampel. Sementara responden yang dikategorikan generasi milenial adalah responden dengan rentang usia 17 sampai 29 tahun.
Responden dipilih secara acak (multistage random sampling) dan proporsional dari 34 provinsi di Indonesia.
Margin of error dari survei ini 4 persen untuk milenial dan 3,38 persen untuk non-milenial. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka.
Quality control penelitian menggunakan 20 persen sampel melalui spot-check dan 50 persen diverifikasi via telepon.
https://nasional.kompas.com/read/2017/11/04/09000051/survei-csis-pdi-p-parpol-paling-populer-untuk-milenial