Salin Artikel

Eks Komisioner KPU Anggap Sipol Bukan Patokan Lolos Tidaknya Parpol

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Chusnul Mariyah mengatakan, sistem informasi partai politik (Sipol) semestinya hanya dijadikan basis data pendaftaran partai politik dan bukan sebagai penentu lolos atau tidaknya partai politik menjadi peserta pemilu.

"Kalau kami lihat, mengisi itu (sipol) bisa panggil ahli IT bagaimana caranya bisa hijau semua. Jangan sampai KPU putuskan partai ini ikut apa tidak, melalui sipol ini," ujar Chusnul, dalam diskusi Populi Center bersama Smart FM di Jakarta, Sabtu (28/10/2017).

KPU, kata Chusnul, tetap harus mengecek secara manual data yang dimasukkan dalam sistem tersebut. Pimpinan bisa menginstruksikan KPU di jajaran provinsi serta kabupaten/kota untuk mengecek ulang semua data yang diisi parpol untuk memastikan bahwa data yang dimasukkan sesuai keadaan sebenarnya, tanpa kecurangan

"KPU harus perhatikan, sistem IT bisa ditipu dengan sistem teknologi. Bisa saja asal diisi dengan apa, yang indikator merah jadi hijau," kata Chusnul.

Chusnul mengatakan, saat dirinya masih menjabat komisioner, KPU pernah menerapkan sistem input data secara digital. Namun, tujuannya hanya membantu pendataan.

Sistem tersebut untuk menunjang prinsip transparan dan akuntabel. Sementara yang menentukan apakah syarat administrasi parpol sudah lengkap berdasarkan hard copy data yang diserahkan ke KPU.

Dia mengkritisi keberadaan Sipol yang hanya tertera dalam Peraturan KPU, bukan undang-undang yang berkekuatan hukum. Chusnul menegaskan, jangan sampai KPU dicap tidak adil karena sistem yang sebenarnya tidak diakomodasi dalam undang-undang.

"KPU hati-hati, Sipol itu di internal KPU, tapi jangan sampai merugikan peserta pemilu," kata Chusnul.

Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini berpendapat senada. Permasalahan Sipol saat ini menjadi catatan KPU dalam penggunaan sistem IT ke depan. Sebab, tak hanya Sipol yang merupakan produk berbasis teknologi oleh KPU.

"Harus dilakukan audit apakah sistemnya sudah sesuai untuk mengurangi potensi kecurangan. Harus juga melibatkan masyarakat dari saat perencanaan," kata Titi.

https://nasional.kompas.com/read/2017/10/28/15210921/eks-komisioner-kpu-anggap-sipol-bukan-patokan-lolos-tidaknya-parpol

Terkini Lainnya

Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke