Dengan fenomena ini, musim hujan yang dimulai Oktober 2017 diprediksi berlangsung normal.
Meski demikian, musim hujan memiliki durasi yang lebih pendek ini memliki intensitas hujan hujan yang tinggi.
"(intensitas hujan) Lebih tinggi. Akibatnya rentan terjadi banjir saat penghujan. Sebaliknya musim kemarau lebih panjang dan hujan berkurang sehingga rentan kekeringan dan karhutla (kebakaran hutan dan lahan)," kata Sutopo, di Kantor BNPB, Jakarta, Kamis (26/10/2017).
Baca: Musim Hujan, Anies Minta Pengerukan Kali Ditambah dan Dipercepat
Ia menambahkan, puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada Januari.
Oleh karena itu, diprediksi akan muncul pula bencana alam yang disebabkan oleh hujan seperti banjir dan tanah longsor di beberapa daerah.
Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat merupakan tiga provinsi yang rawan banjir. Hal itu karena semakin banyaknya permukiman di dataran banjir di tiga provinsi tersebut.
"Buruknya drainase dan luapan sungai menyebabkan banjir. Hal ini didukung oleh kerusakan DAS (Daerah Aliran Sungai) di bagian hulu," lanjut Sutopo.
https://nasional.kompas.com/read/2017/10/26/16023851/tak-ada-la-nina-musim-hujan-2017-2018-diprediksi-berlangsung-normal