Daniel akan diperiksa terkait kasus yang melibatkan Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Antonius Tonny Budiono.
Namun, dia akan diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Komisaris PT Adhi Guna Keruktama (PT AGK), Adiputra Kurniawan.
Indonesia Power merupakan salah satu anak Perusahaan PT PLN (Persero).
(baca: Saking Banyaknya, Uang di Mess Dirjen Hubla Berceceran di Kamar Mandi dan Tempat Tidur)
Indonesia Power merupakan penyedia tenaga listrik melalui pembangkitan tenaga listrik dan sebagai penyedia jasa operasi dan pemeliharaan pembangkit listrik yang mengoperasikan pembangkit yang tersebar di Indonesia.
Salah satu produk Indonesia Power adalah Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lontar yang memiliki kapasitas terpasang 3x315 MW terletak di Desa Lontar, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten.
PLTU Lontar dioperasikan oleh Unit Jasa Pembangkitan (UJP) yang berada dibawah pengelolaan PT. Indonesia Power.
Unit Bisnis ini dikenal sebagai PT Indonesia Power UBOH PLTU Banten 3 Lontar.
(baca: Ditanya Asal Usul Duit Rp 20 Miliar, Dirjen Hubla Jawab dari Tuhan)
Belum diketahui kaitan antara Daniel selaku GM Indonesia Power dengan kasus yang melibatkan Dirjen Hubla.
Kasus yang ditangani KPK bermula saat Tonny ditangkap di Mess Perwira Dirjen Perhubungan Laut di Jalan Gunung Sahari, Jakarta Pusat, Rabu (23/8/2017).
Dalam operasi tangkap tangan, KPK menemukan uang lebih dari Rp 20 miliar.
Menurut KPK, dari jumlah tersebut, uang Rp 1,174 miliar yang berbentuk saldo di rekening bank merupakan suap yang diterima Tonny dari Komisaris PT Adhi Guna Keruktama (PT AGK), Adiputra Kurniawan.
Suap itu terkait proyek pengerjaan pengerukan pelabuhan Tanjung Mas, Semarang.
Sementara itu, KPK masih menyelidiki asal-usul uang dalam jumlah besar yang diduga merupakan suap dari pihak lain.
https://nasional.kompas.com/read/2017/10/17/11422381/kasus-suap-dirjen-hubla-kpk-panggil-gm-indonesia-power