Meski sampai sejauh ini belum ada petunjuk langsung siapa pelaku penyerangannya, Ari menyatakan jajarannya optimis untuk mengungkap kasus penyerangan Novel.
"Insya Allah, kalau optimistis, kita kan harus optimistis. Kalau kasus itu banyak kok yang memang tingkat kesulitannya tinggi, dan seperti apa yang disampaikan Pak Kapolri, bahwa kasus hit and run (menyerang dan lari) ini relatif memang kalau dibilang sulit, ya sulit," kata Ari saat ditemui usai shalat Id di Lapangan Bhayangkara, Mabes Polri, Jakarta, Jumat (1/9/2017).
Namun, lanjut Ari, kasus sulit pun kadang bisa terpecahkan. Misalnya, terungkap secara tidak sengaja melalui atau lewat peristiwa lain yang ternyata punya kaitan dengan kasus sulit yang belum terpecahkan tersebut.
"Kadang kala juga ada waktu bisa menentukan, suatu saat ada suatu peristiwa, (yang) bisa kait-mengkait, (jadi) bisa muncul juga seperti itu," ujarnya.
Ari menyatakan, Polri bekerja sama dengan KPK untuk mengungkap kasus penyerangan Novel. Kerja sama ini untuk mengatasi bersama-sama kesulitan yang ada.
"Supaya tidak ada perasaan kok belum jalan atau apa, kalau sama-sama gitu, tingkat kesulitan dan persoalannya kan bisa dirasakan sama-sama. Bahwa kita betul-betul ataupun sungguh-sungguh untuk ngungkap kasus itu," ujar Ari.
Novel disiram air keras oleh orang tak dikenal seusai menjalankan shalat subuh di masjid dekat kediamannya, pada 11 April 2017 lalu.
Luka parah pada kedua mata Novel akibat siraman air keras tak cukup ditangani di Indonesia. Sejak 12 April 2017, Novel mendapatkan perawatan mata di sebuah rumah sakit di Singapura.
Pelaku penyerangan Novel hingga kini belum terungkap. Namun, Novel pernah buka suara mengenai kasus penyiraman air keras terhadap dirinya.
Dalam sebuah wawancara kepada Time, Novel mengatakan bahwa serangan itu terkait sejumlah kasus korupsi yang ditanganinya. Novel menduga ada "orang kuat" yang menjadi dalang serangan itu.
Bahkan, dia mendapat informasi bahwa seorang jenderal polisi ikut terlibat. Sejak awal Juli 2017, Kepolisian RI dan KPK bekerja sama dalam mengusut kasus penyiraman air keras terhadap Novel.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, tim yang sudah dibentuk secara internal oleh KPK akan menempel tim penyelidik Polri.
Perkembangan terakhir pada kasus Novel, kata Tito, polisi sudah membuat tiga sketsa wajah terduga penyerang Novel. Sketsa tersebut dibuat berdasarkan keterangan para saksi yang mengaku melihat terduga pelaku sebelum menyiram air keras ke wajah Novel.
https://nasional.kompas.com/read/2017/09/01/10232531/kabareskrim-kasus-penyerangan-novel-relatif-sulit-tetapi