Sebab, kata Hasto, dalam sejarahnya ideologi nasionalisme yang diusung oleh PDI-P memiliki kedekatan dengan NU.
"Kami melihat di Jatim peta historis kultural Bung Karno sangat dekat dengan tokoh-tokoh NU. Demikian pula dengan Bu Megawati (Soekarnoputri)," ujar Hasto di Kantor DPP PDI-P Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (17/8/2017).
"Tentu saja berdasarkan peta historis dan kultural tersebut kami menempatkan NU pada peran yang sangat penting bersama PDI-P," kata dia.
Hal itu, kata Hasto, ditunjukkan dengan berdekatannya kelahiran NU dan Partai Nasionalis Indonesia (PNI) yang menjadi cikal bakal berdirinya PDI-P.
Sejauh ini dua tokoh NU yang menyatakan hendak mencalonkan diri pada Pilkada Jatim ialah Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf dan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa.
Saat ditanya apakah akan mendukung Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf atau Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Hasto menyatakan partainya masih akan mendialogkan itu dengan tokoh-tokoh NU.
"Kami akan berdialog. Ibu Megawati kebetulan duduk bersama dengan KH Maruf Amin di UKP PIP (Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila), dan dengan KH Said Aqil Siradj juga sering berkomunikasi," ujar Hasto.
"Dengan demikian tak ada masalah dialog antara PDI-P dan NU. Sekali lagi kami akan dorong kerja sama tersebut," ucapnya.
https://nasional.kompas.com/read/2017/08/17/21293581/gus-ipul-atau-khofifah-siapa-yang-dipilih-pdi-p-pada-pilkada-jatim-