JAKARTA, KOMPAS.com - Sejarawan Bonnie Triyana mengatakan, Presiden pertama Soekarno adalah sosok yang menawarkan konsep Islam progresif dan berkemajuan.
Soekarno berani menerobos pakem yang ada agar Islam tidak ketinggalan zaman. Ia mencontohkan saat Soekarno memperjuangkan donor darah.
Pada saat itu, kebanyakan tokoh Islam mengharamkan donor darah karena dikhawatirkan darah seorang muslim akan bercampur dengan non muslim. Namun, Soekarno menilai tidak ada yang salah dengan donor darah.
(Baca: Politisi PDI-P Sebut Ada Upaya De-Soekarnoisasi oleh Soeharto)
"Soekarno mengatakan bahwa urusan donor darah ini urusan kemanusiaan, bukan agama," kata Bonnie dalam acara ngaji bareng Bung Karno yang digelar Megawati Institute, di Jakarta, Jumat (16/6/2017).
Bonnie menambahkan, ada juga kisah saat panci milik bung Karno dijilat anjing. Soekarno tidak meminta panci itu dicuci dengan air tanah, tapi justru dengan sabun.
"Kalau dulu memang dicuci pakai air tanah karena dulu belum ada sabun. Tapi kalau sudah ada sabun maka tidak perlu lagi air tanah. Menurut Bung Karno, harusnya Islam itu seperti itu, sejalan dengan ilmu pengetahuan," ucap Bonnie.
Ada juga cerita saat Soekarno menikah dengan Siti Oetari, puteri Tjokroaminoto.
Soekarno memilih menggunakan jas dan dasi saat prosesi ijab qabul. Akibat pakaian itu, penghulu sempat menolak menikahkan Bung Karno karena dianggap menggunakan pakaian kaum kafir.
(Baca: Bulan Soekarno, untuk Mengingat Susah Payah Pendiri Bangsa)
Namun, Bung Karno tetap ngotot menggunakan baju itu karena merasa tidak ada ajaran Islam yang ia langgar.
"Bung Karno bahkan mengatakan, lebih baik dia tidak menikah daripada harus ganti pakaian. Akhirnya tetap dinikahkan juga oleh penghulunya," ucap Bonnie.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.