JAKARTA, KOMPAS.com - Keterbatasan jumlah sumber daya manusia menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya pelanggaran di lembaga pemasyarakatan.
Pelanggaran itu, misalnya, adanya "sel mewah" di Lapas Klas I Cipinang, Jakarta Timur.
Keberadaan sel dengan fasilitas mewah itu terungkap ketika Badan Narkotika Nasional (BNN) melakukan penggeledahan di sel milik terpidana kasus narkotika Haryanto Chandra alias Gombak, pada akhir bulan lalu.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) DKI Jakarta, Endang Sudirman beralasan, keterbatasan jumlah sipir membuat pekerjaan mereka lebih berat.
Menurut dia, hal ini membuat para sipir mudah untuk dibujuk dengan berbagai hal yang menguntungkan secara pribadi.
Oleh karena itu, meski peralatan yang cukup memadai seperti x-Ray dan body scanner sudah ditempatkan di Lapas, hal itu tak menghentikan adanya oknum petugas yang "nakal".
"Ada implikasi ke arah sana yang bisa saja terjadi karena semakin ditekan dan dirayu," ujar Endang, di Gedung Imigrasi Kemenkumham, Jakarta, Rabu (14/6/2017).
Baca: Penghuni Sel Mewah di Lapas Cipinang Akan Dipindahkan ke Nusakambangan
Endang mengatakan, dari sisi kuantitas, jika dihitung perbandingannya, 400 narapidana dalam satu blok hanya diawasi 2 petugas.
"Pengawasannya yang kurang, kami sudah punya x-ray, body scanner tapi tidak cukup seperti itu," kata Endang.
Meski memiliki keterbatasan, kata Endang, hal ini bukan untuk dijadikan alasan pembena dari munculnya permasalahan di Lapas.
"Dalam arti dengan keterbatasan ini tidak boleh menyerah dan mengeluh. Kalau terjadi ya kami upayakan (pembenahan)," kata dia.
Berdasarkan temuan BNN, situasi ruangan sel yang dihuni Haryanto tidak seperti ruangan sel pada umumnya.
Di ruangan tersebut terdapat AC, CCTV yang bisa memonitor setiap orang yang datang, Wifi, akuarium ikan Arwana, dan menu makanan spesial.
BNN juga mendapati keberadaan beberapa barang seperti satu unit laptop, satu unit Ipad, empat unit telepon genggam, dan satu unit token.
Dalam kesempatan yang sama, BNN juga menemukan aktivitas para narapidana yang tengah menghisap sabu di dalam sel.