Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marzuki Darusman Sebut Rudal Korea Utara Bisa Jangkau Ciamis

Kompas.com - 08/06/2017, 03:25 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perkembangan teknologi Korea Utara saat ini terbilang pesat. Sebab, meski dikenal negara yang sangat tertutup, Korea Utara sudah bisa menciptakan rudal yang jarak serangannya menjangkau Indonesia.

Hal itu diungkapkan mantan Pelapor PBB Khusus untuk Situasi HAM di Korea Utara, Marzuki Darusman, saat menjelaskan situasi di Korea Utara dalam acara diskusi yang digelar oleh Amnesti Internasional Indonesia di kantornya, Menteng, Jakarta, Pusat, Selasa (7/6/2017).

"Jadi kemampuan Korea Utara sekarang ini jangkauan rudalnya itu kalau ke arah utara sudah sampai ke Amerika. Kalau ke arah Selatan sampai ke Ciamis dan Kabupaten Pameungpeuk (daerah di selatan Garut, Jawa Barat), yang di situ ada pusat peluncuran satelit dan roket kita," kata Marzuki Darusman.

Menurut Marzuki, perkembangan Korea Utara yang pesat itu juga perlu diwaspadai negara lain, termasuk Indonesia.

Hubungan antara Indonesia dan Korea Utara saat ini tidak ada masalah. Namun, bisa saja Indonesia menjadi target serangan Korea Utara.

"Korea Utara dengan kemampuannya sudah menjadi suatu potensi ancaman bagi kita. Yang tadinya jauh di atas sana, sekarang kita juga jadi potensi obyek dari jangkauan militer Korea Utara," kata mantan Jaksa Agung tersebut.

Ia berpendapat, Indonesia harus mengambil sikap dengan cara memprakarasai konsolidasi dengan Korea Utara.

Namun, tidak dengan cara ikut mendukung perang terhadap Korea Utara, seperti negara lain. Cara itu dinilai justru menambah ketegangan antara Korea Selatan dengan Korea Utara di Semenanjung Korea.

Apalagi, hubungan Indonesia dengan Korea Utara selama ini baik-baik saja.

"Indonesia bisa memperkasai bagaimana ketegangan di Semenanjung Korea itu tidak melimpah kepada sikap agresif Korea Utara, karena dikelilingi negara yang memusuhinya," kata Mantan Wakil Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) tersebut.

Sebelumnya, Presiden keenam RI Megawati Soekarnoputri diminta Presiden Korea Selatan Moon Jae-in untuk memfasilitasi dialog dengan Korea Utara.

(Baca: Upaya Reunifikasi, Megawati Diminta Jadi Utusan Korsel ke Korea Utara)

Megawati telah bertemu Presiden Korsel Moon Jae-in di Istana Kepresidenan Blue House, Seoul pada Senin (29/5/2017).

Seusai pertemuan, Megawati mengaku diminta Presiden Moon untuk menjadi utusan khusus atau special envoy dari Korea Selatan untuk memulai dialog dengan Korea Utara.

"Untuk kemungkinan-kemungkinan, kalau bisa ikut membantu diadakannya hubungan Korea Utara dengan Korea Selatan kembali," kata Megawati, seusai pertemuan.

(Baca juga: Diplomasi Tanaman, Taman, dan Upaya Megawati dalam Reunifikasi Korea)

Kompas TV Korut Anggap Latihan Perang AS-Korsel Sebagai Provokasi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com