Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca Baku Tembak di Marawi, Kemlu Pastikan 17 WNI di Filipina Aman

Kompas.com - 26/05/2017, 14:07 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS. com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte memberlakukan darurat militer di Mindanao, sejak Selasa (23/5/2017) malam. Aturan itu diberlakukan menyusul terjadinya baku tembak antara tentara Filipina dengan kelompok bersenjata di kota Marawi.

Terkait hal itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arrmanatha Nasir mengatakan, berdasarkan informasi dari KJRI Davao, masih ada 17 warga negara Indonesia (WNI) di sana.

"Yang satu (orang) menetap di sana dan memiliki keluarga. Sebanyak 16 orang lainnya merupakan rombongan majelis tabligh," ujar Arrmanatha di Kemlu, Jakarta Pusat, Jumat (26/5/2017).

Arrmantha mengatakan, kondisi mereka saat ini baik-baik saja. Lokasi tempat tinggal mereka sementara ini dekat dengan kantor polisi setempat. Selama berada di sana, para WNI juga mengikuti aturan yang berlaku.

"Mereka mengkuti aturan tidak keluar pada jam tertentu," kata Arrmanatha.

(Baca: Hadapi Militan di Kota Marawi, Tentara Filipina Pakai Helikopter Serbu)

Arrmanatha mengatakan, Konsulat Jenderal di Davao juga mengupayakan evakuasi, namun para WNI tersebut mengaku masih ingin berada di sana. Meskipun demikian, lanjut Arrmanatha, Kemlu tetap melakukan komunikasi dengan perwakilan di Filipina guna memastikan keamanan para WNI tersebut.

Arrmanatha juga menyampaikan, hingga saat ini belum ada informasi yang menyebut bahwa ada dugaan WNI yang ikut dalam penyerangan itu.

"Sampai saat ini kami belum mendapatkan informasi itu, informasi yang kami terima, 16 orang merupakan rombongan tabligh. Di sana mereka melakukan ibadah keliling-keliling tempat ibadah," kata Arrmanatha.

(Baca: Polisi yang Disebut Duterte Dipenggal Militan di Marawi, Masih Hidup)

Arrmanatha juga belum bisa memastikan kebenaran kabar terkait penemuan passpor WNI atas nama Al Amin di daerah yang diserang kelompok bersenjata tersebut.

"Beberapa waktu lalu ada info itu tapi kita belum tahu. Kita belum bisa memverifikasi, karena paspor masih dipegang oleh otoritas Filipina. kita akan verifikasi benar atau tidaknya apakah benar yang bersangkutan ada di filipina" kata Arrmanatha.

Seperti dilaporkan oleh media lokal Filipina, baku tembak terjadi ketika polisi dan tentara bergerak untuk melaksanakan perintah penahanan seorang pemimpin kelompok Abu Sayyaf, Isnilon Hapilon. Kelompok Maute kemudian menyerbu kota Marawi sebagai bentuk respon atas rencana penahanan tersebut.

Kompas TV Baku tembak antara tentara dan kelompok bersenjata di Kota Marawi, Filipina, masih berlangsung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Nasional
Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

Nasional
Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Nasional
Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Nasional
Menteri ESDM Jelaskan Dampak Konflik Iran-Israel ke Harga BBM, Bisa Naik Luar Biasa

Menteri ESDM Jelaskan Dampak Konflik Iran-Israel ke Harga BBM, Bisa Naik Luar Biasa

Nasional
Jawab PAN, Mardiono Bilang PPP Sudah Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Jawab PAN, Mardiono Bilang PPP Sudah Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Nasional
Kubu Anies-Muhaimin: Ada Fakta Tak Terbantahkan Terjadi Nepotisme Gunakan Lembaga Kepresidenan

Kubu Anies-Muhaimin: Ada Fakta Tak Terbantahkan Terjadi Nepotisme Gunakan Lembaga Kepresidenan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com