JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Pemasyarakatan I Wayan Dusak menegaskan bahwa peredaran narkoba di dalam lembaga pemasyarakatan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari.
"Sepanjang ada narkoba di luar, di dalam juga pasti ada," kata Wayan dalam diskusi di kantornya, di Jakarta, Rabu (26/4/2017).
Wayan mengatakan, pihaknya sebenarnya sudah melakukan berbagai upaya untuk mencegah narkoba masuk dan beredar di lapas.
Salah satunya dengan menggunakan anjing pelacak saat memeriksa barang bawaan pengunjung.
(Baca: Penghuni Lapas Kendalikan Transaksi Sabu di Hotel Bintang 4)
"Tapi ada yang pingsan, ada yang protes makanannya di endus. Ini kan bisa timbulkan chaos," ucapnya.
Wayan menambahkan, pihaknya juga sudah mencoba untuk mengajukan penambahan petugas. Namun tidak disetujui karena sedang ada moratorium.
"Kita pakai tentara katanya sadis. Selalu ada tantangan," ucap Wayan.
Wayan menambahkan, kondisi diperparah dengan modus penyelundupan narkoba yang dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya, penyelundupan narkoba yang diselipkan dalam gigi palsu.
"Masa setiap pengunjung yang pakai gigi palsu mau kita periksa?" ujar dia.
Modus lain, narkoba dimasukkan kedalam makanan yang dibawa oleh pengunjung.
(Baca: Atasi Kelebihan Kapasitas Lapas, Harus Ada Perubahan Paradigma Pemidanaan)
"Ada yang bawa kue semprong yang di dalamnya coklat itu ada 300. Kalau mau periksa kan harus dicolok. Ini yang memungkinkan barang itu lolos," kata dia.
Wayan menegaskan bahwa kondisi lapas yang jadi tempat peredaran?Narkoba ini juga tidak hanya ada di Indonesia.
"Lapas kita tidak buruk, mau dikatakan dengan Australia, Amerika, China juga ada. Penyelundupan narkoba tidak bisa dihindari," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.