JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo diminta memastikan pelaku penyerangan terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, dapat segera diungkap.
Hal itu dinilai sebagai bentuk keseriusan pemerintah terhadap pemberantasan korupsi.
"Harus ada upaya yang kuat untuk penanganan kasus Novel ini. Tak hanya berhenti pada KPK, tapi juga di Presiden. Kami minta peran yang lebih dari Presiden," kata anggota Masyarakat Sipil Antikorupsi Zainal Arifin Mochtar di Gedung KPK Jakarta, Jumat (21/4/2017).
(Baca: Pimpinan KPK Dianggap Abai Dorong Penuntasan Kasus Novel Baswedan)
Masyarakat Sipil Antikorupsi yang terdiri dari sejumlah aktivis dan akademisi menemui pimpinan KPK.
Beberapa di antaranya adalah mantan Pansel Calon Pimpinan KPK, Natalia Soebagjo dan Betti Alisjahbana.
Para aktivis dan akademisi menyampaikan beberapa pandangan. Pertama, mereka meminta Jokowi memberikan perhatian penuh dan memastikan kredibilitas upaya Polri dalam mengungkap pelaku penyerangan terhadap Novel.
(Baca: Mata Kanan Novel Mulai Bisa Mengenali Wajah)
Perhatian secara khusus dari Jokowi dinilai sangat penting untuk membuktikan keseriusan dan komitmen pemerintah dalam memberantas korupsi.
Para aktivis dan akademisi menilai bahwa salah satu indikator keberhasilan Jokowi dalam memerintah adalah penguatan Institusi KPK.
Pada 11 April 2017, seusai shalat subuh di Masjid Al-Ihsan dekat rumahnya, Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang pengendara motor di dekat rumahnya. Air keras itu mengenai satu mata Novel.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.