Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

GP Ansor: Kondisi Kebangsaan Memprihatinkan Hanya karena Beda Pilihan

Kompas.com - 10/04/2017, 15:41 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas mengaku prihatin dengan kondisi kebangsaan saat ini yang muncul hanya karena adanya perbedaan sikap politik.

Hal itu disampaikannya dalam pertemuan dengan Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, Senin (10/4/2017) siang. Turut hadir Ketua Umum PPP Romahurmuziy dan Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani.

"Ketika yang berbeda pilihan kemudian dicap munafik, kemudian dilarang untuk disolati. Berbeda pilihan dianggap tidak setuju Bhineka Tunggal Ika," kata Yaqut dalam pertemuan itu.

"Menurut kami, ini kondisi kebangsaan yang mengkhawatirkan," sambungnya.

Sejumlah tokoh bangsa dan tokoh politik turut disambangi GP Ansor. Menurut Yaqut, pihaknya menggali pandangan dari tokoh-tokoh tersebut soal kebangsaan. Pandangan tersebut nantinya disarikan untuk dijadikan sikap resmi GP Ansor.

"Kami ingin di Ansor, saudara-saudara sekalian dapat gambaran. Mengimajinasikan Indonesia ke depan seperti apa. Supaya kami juga tidak salah arah," kata Yaqut.

Dalam kesempatan yang sama, Romahurmuziy juga memiliki pandangan yang sama. Situasi kebangsaan, menurutnya, semakin tidak bersahabat. Hal itu ditandai dengan sirkulasi informasi hoax yang semakin banyak.

"Semua hiruk pikuk dan kesalahpahaman ini harusnya diakhiri," ucap Romahurmuziy.

Romi, sapaan akrab Romahurmuziy, menilai ada ada problem akhlak yang berbeda-beda. Hal yang paling ekstrim adalah mengkafirkan orang lain hanya karena berbeda sikap.

"Mungkin setelah Pilkada 19 April semua ini selesai. Semestinya kita tidak tersita energinya padaPpilkada DKI saja. Tapi semua media mengarah ke sana, sehingga saya berpikir, ini mungkin persoalan yang hanya bisa selesai dengan berlalunya waktu," ujar Romi.

Kompas TV Situs Ditutup, Solusi Cegah Konflik?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi Ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi Ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com