Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhir Bulan Ini, Wapres Lepas Bantuan Ribuan Ton Beras untuk Somalia

Kompas.com - 10/04/2017, 13:05 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Presiden Jusuf Kalla dijadwalkan melepas bantuan kemanusiaan untuk Somalia pada akhir bulan ini.

Bantuan dalam bentuk beras tersebut rencananya akan dikirimkan melalui Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya ke Pelabuhan Somalia di Mogadishu.

Menurut Presiden ACT, Ahyudin, bantuan yang dikirimkan kali ini merupakan hasil pengumpulan selama satu bulan terakhir. Menurut rencana, ada sekitar 25.000 ton beras yang akan dikirimkan dalam kurun waktu satu tahun ke depan.

"Ini akan kami kirim melalui pelabuhan Surabaya dan Insya Allah beliau (Wapres Jusuf Kalla) berkenan melepas bantuan perdana ini," kata Ahyudin di Kantor Wapres, Senin (10/4/2017).

Ia menjelaskan, ACT sengaja memilih beras sebagai bantuan yang akan dikirimkan lantaran persoalan utama yang terjadi di Somalia yaitu kelaparan. Selain itu, 80 persen masyarakat Somalia diketahui juga mengkonsumsi beras.

Sementara itu, ACT memperkirakan bantuan tahap pertama yang akan dikirimkan hanya cukup untuk menyuplai kebutuhan selama satu bulan bagi 40.000 kepala keluarga.

"Kami mengharapkan gelombang bantuan ini akan terus dilanjutkan sehingga gerakan ini bisa menginspirasi, menggugah berbagai pihak, bukan hanya di Indonesia tapi juga negara lain," ujarnya.

(Baca juga: 26 Orang Mati Kelaparan dalam Kurun 1,5 Hari di Somalia)

ACT menggandeng PT Samudera Indonesia dalam pengiriman bantuan tersebut. Diperkirakan, bantuan akan tiba dalam kurun waktu 20 hari sejak dilepaskan.

Meski telah berkomunikasi dengan Pemerintah Somalia, Ahyudin berharap proses pengiriman bantuan tidak menemui kendala, seperti perampokan.

Pasalnya, Indonesia memiliki pengalaman ketika kapal MV Sinar Kudus, dirompak di perairan negara tersebut 2011 silam.

"Doakan saja, mudah-mudahan kapal yang akan membawa bantuan kita, beras kita, adalah kapal Sinar Kudus yang dulu dirompak. Ya istilahnya air tuba dibalas air susu," kata dia.

Sementara itu, Komisaris Utama PT Samudera Indonesia Ken Narotama menyatakan, pihaknya masih mengupayakan agar bantuan tersebut dikirim kapal MV Sinar Kudus.

Kendati demikian, untuk tahap pertama pengiriman, penggunaan kapal tersebut belum dapat dilakukan.

"Pertama ini kami kirim pakai kontainer Insya Allah, tetapi berikutnya kan niatnya 25.000 ton sekarang dikirim 1.000 ton. Selebihnya kami lagi arrange bisa enggak pakai Sinar Kudus,” ujarnya.

(Baca juga: Warga Somalia Bayar Calo 2.000 Dollar AS untuk Menyusup ke Indonesia)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Eddy Hiariej Dinilai Mandek, ICW Minta Pimpinan KPK Panggil Jajaran Kedeputian Penindakan

Kasus Eddy Hiariej Dinilai Mandek, ICW Minta Pimpinan KPK Panggil Jajaran Kedeputian Penindakan

Nasional
KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

Nasional
Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

Nasional
DKPP Terima 200 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu Selama 4 Bulan Terakhir

DKPP Terima 200 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu Selama 4 Bulan Terakhir

Nasional
Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

Nasional
Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

Nasional
Lihat Sikap Megawati, Ketua DPP Prediksi PDI-P Bakal di Luar Pemerintahan Prabowo

Lihat Sikap Megawati, Ketua DPP Prediksi PDI-P Bakal di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
PDI-P Harap Pilkada 2024 Adil, Tanpa 'Abuse of Power'

PDI-P Harap Pilkada 2024 Adil, Tanpa "Abuse of Power"

Nasional
PKS Belum Tentukan Langkah Politik, Jadi Koalisi atau Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

PKS Belum Tentukan Langkah Politik, Jadi Koalisi atau Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

Nasional
Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Nasional
Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Nasional
Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Nasional
Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com