Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ledakan di St Petersburg, Wapres Minta Tak Ada Lagi Aksi Saling Serang

Kompas.com - 04/04/2017, 17:25 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan rasa bela sungkawa atas insiden ledakan di antara dua stasiun kereta bawah tanah St Petersburg, Rusia, Senin (3/4/2017). Dalam insiden tersebut sebelas orang dikabarkan tewas.

“Kita bela sungkawa kepada setiap kejadian yang mengakibatkan kematian yang tidak perlu atau (bencana) kemanusiaan, termasuk di Rusia,” kata Kalla di Kantor Wapres, Selasa (4/4/2017).

Wapres menilai bahwa peristiwa yang terjadi di sana berkorelasi dengan kasus serangan Rusia di Suriah.

“Tapi, kita juga bela sungkawa kepada korban di Suriah yang dibom oleh Rusia. Baru adil. Karena semua yang itu kan aksi dan reaksi,” kata dia.

(Baca: Korban Bom St Petersburg Bertambah Jadi 14 Orang)

Wapres mengingatkan pimpinan negara mana pun untuk berperan aktif dalam menjaga keamanan dan kedamaian dunia. Indonesia, kata dia, selama ini memiliki perhatian besar terhadap persoalan perdamaian yang berlangsung di negara lain, seperti Irak dan Suriah.

Menurut dia, imbas serangan yang dilakukan suatu negara berdampak besar. Banyak masyarakat tidak berdosa harus tewas akibat serangan yang dilakukan.

“Jadi, dunia itu jangan lah bikin aksi yang melanggar hak asasi. Karena ada kemarahan rakyat juga yang menyebabkan pembalasan lagi sehingga tidak berhenti,” ujarnya.

(Baca: Ledakan di St Petersburg Disebut Aksi Bom Bunuh Diri Warga Kyrgyzstan)

Pihak berwenang di Kota St Petersburg mengatakan 11 orang meninggal dunia dan setidaknya 45 orang luka-luka.

Menurut Kepala Komite Antiteroris Nasional Andrei Przhezdomsky, ledakan menghantam satu kereta di antara dua stasiun, Sennaya Ploshchad dan Tekhnologichesky Institut.

Ia mengatakan ledakan disebabkan oleh alat peledak yang tak diidentifikasi. Namun, penyebab pasti belum diketahui. Juga ada peledak yang ditemukan di stasiun terpisah dan kemudian diamankan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com