JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulkifli Hasan bertemu ulama asal India, Zakir Naik, di gedung di gedung Nusantara III DPR/MPR RI.
Selain Zulkifli, dalam pertemuan tersebut hadir pula putri Zulkifli Hasan, Futri Zulya Savitri dan suaminya, Ahmad Mumtaz Rais.
Dalam pertemuan, terjadi beragam pembahasan seperti toleransi antarumat beragama dan terorisme yang menjadi ancaman dunia.
Zakir Naik mengatakan, Islam merupakan agama yang mengajarkan toleransi kepada sesama manusia.
"Tapi Islam tidak toleran terhadap hal tertentu seperti korupsi, alkohol, dan prostitusi," kata Zakir.
Menurut Zakir Naik, dengan toleransi yang diajarkan Islam, dapat terjadi persatuan dengan umat beragama lainnya.
Maka, lanjut Zakir, sebagai negara dengan beragam agama, tidak dibenarkan adanya pemaksaan menerapkan ajaran Islam terhadap umat beragama lainnya.
"Islam tidak memaksa siapa pun. Kita tidak bisa memaksa siapa pun untuk menerima Islam," ucap Zakir.
Zakir menyayangkan adanya pihak tertentu yang diduga tidak menghendaki adanya perdamaian. Ia mengatakan, pembuat senjata akan merugi jika perdamaian tercipta.
Selain itu, Zakir menilai terjadi kekeliruan dalam memahami konsep jihad. Kekeliruan itu dialami pemeluk ajaran Islam dan non-Islam yang mengartikan jihad sebagai berperang.
"Jihad tidak berarti perang untuk alasan kepentingan pribadi, perebutan lahan. Jihad adalah berjuang. Dalam konteks Islam artinya berjuang terhadap diri sendiri," tutur Zakir Naik.
"Jihad juga untuk membuat masyarakat lebih baik. Jihad untuk bela diri. Jihad juga berjuang terhadap penindasan," ujarnya.
Lihat video perbincangan Zulkifli Hasan dengan Zakir Naik di bawah ini:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.