Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hakim yang Vonis Mati Terdakwa Kasus Narkoba Dilaporkan ke KY

Kompas.com - 07/03/2017, 13:21 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Bantuan Hukum Masyarakat merasa ada kejanggalan dalam putusan majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat yang menjatuhkan vonis mati terhadap terdakwa Santa alias Aliang (43) terkait kasus narkoba.

Koordinator Advokasi LBH Masyarakat Muhammad Afif mengatakan, putusan hakim dibacakan pada hari yang sama dengan pembacaan tuntutan jaksa penuntut umum, yakni 3 Maret 2017.

"Tuntutan, lalu diskors 30 menit, diskors lagi lima menit, langsung pembacaan putusan. Jadi putusan sebenarnya sudah disiapkan," ujar Afif di gedung Komisi Yudisial, Jakarta, Selasa (7/3/2017).

Karena itulah majelis hakim yang diketuai oleh Hanry Hengki Suatan dengan anggota Zuhardi dan Bestman Simarmata, diadukan ke KY.

Afif menduga, hakim sengaja mengebut persidangan tersebut karena keterbatasan masa penahanan.

Ia juga curiga ada semacam taktik jaksa untuk mengulur waktu persidangan sehingga kesempatan bagi terdakwa sangat singkat.

"Yang mestinya hari ini ditunda, lalu berikutnya ditunda lagi. Alasannya hakim anggotanya tidak lengkap, si saksi tidak ada, jaksanya tidak koordinasi, penerjemah tidak ada," kata Afif.

Santa dan tim kuasa hukum hanya diberikan waktu 30 menit untuk menyusun nota pembelaan.

Padahal, jaksa penuntut umum diberikan waktu lebih dari satu pekan untuk menyusun tuntutan.

"Jadi sejak awal persidangan ini digelar formalitas belaka. Hakim juga ada judge duluan terhadap terdakwa," kata Afif.

Afif mengatakan, dalam persidangan, para saksi tidak menyebut adanya keterlibatan Santa dalam transaksi narkotika.

Kecuali empat saksi polisi yang melakukan penyidikan. Saat pemeriksaan terdakwa pun hakim tidak menggali lagi keterangan Santa.

"Cuma nanyanya begini, 'apakah yang disampaikan terdakwa di hadapan penyidik sudah benar?' Hanya pertanyaan itu aja. Ya terdakwa bilang tidak benar," kata Afif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Nasional
Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com